Suara.com - Hasil pemotretan pasca-pernikahan pasangan pengantin baru di India jadi bulan-bulanan warganet lantaran dinilai terlalu vulgar dan intim.
Menyadur BBC, Minggu (1/11/2020), Hrushi Karthik dan Lekshmi belum lama ini mengunggah foto-foto romantis mereka yang diambil di sebuah kebun teh, berpose dalam balutan selimut putih, pinjaman dari hotel tempat keduanya menginap.
Keduanya menunjukkan bagian atas tubuh yang cukup terbuka, menimbulkan kesan bertelanjang dada. Tapi pasangan ini mengaku sebenarnya mereka memakai baju.
Dalam sejumlah foto, pasangan yang baru saja melangsungkan pernikahan pada September itu, nampak saling berpelukan, bercanda, dan memberikan kecupan.
Baca Juga: Dokter India Ditipu Beli Lampu Aladin Seharga Rp 6,05 Miliar
Pengantin perempuan, Lekshmi, mengatakan banyak warganet yang menyerangnya, dan suaminya, sesaat setelah foto itu diposting di Facebook. Sejumlah orang menyebutnya vulgar dan memalukan.
Yang lain, mengatakan foto Hrushi dan Lekshmi tak lebih dari pornografi yang cocok untuk iklan kondom. Beberapa warganet meminta mereka untuk menyewa kamar, alih-alih melakukan pemotretan.
"Orang-orang mengatakan kami menunjukkan ketelanjangan, mereka tanya apakah kami memakai baju di bawah (selimut) dan menyebut kami melakukannya demi mendapatkan perhatian dan agar terkenal," ujar Lekshmi.
Lekshmi mengaku jadi bulan-bulanan warganet setidaknya selama dua hari penuh. Sebagian besar melontarkan komentar bernada pelecehan.
"Itu benar-benar mengerikan bagi saya. Mereka melecehkan saya lebih dari dia. Mereka menyuruh sata untuk berakting di film porno, tubuh saya dipermalukan," bebernya.
Baca Juga: Buru Penculik, Sebuah Kereta di India Melaju Sejauh 240 Km Tanpa Henti
Selain warganet, kritikan rupanya juga datang dari pihak keluarga dan kerabat, menyatakan tidak suka dengan gaya pemotretan itu.
"Awalnya, orang tua kami juga kaget, tapi kami menjelaskan kepada mereka mengapa kami ingin melakukannya dan mereka mengerti dan sangat mendukung. Tapi banyak kerabat kami menuduh kami meniru Barat," kata Lekshmi.
Kendati diserang warganet hingga dikritik keluarga lantaran dikira telanjang, Hrushi dan Lekhsmi bersikeras tak akan menghapus foto-foto itu dari Facebook-nya.
Menurut pasangan ini, menghapus foto berarti mengakui dirinya dan sang istri salah, mengamini cemoohan yang dilontarkan pengguna internet.
"Jika kami melakukannya, mereka akan menganggapnya sebagai pengakuan atas kesalahan kami, bahwa kami melakukan kesalahan," kata Lekshmi.
"Tapi kami tidak melakukan apa pun. Kami bahkan mengenakan pakaian di bawahnya," sambungnya.
Meski sulit di awal, keduanya mengaku sudah terbiasa menerima kritik. Terlebih, ada sejumlah orang yang tetap mendukung mereka.
"Kami tahu begitulah masyarakat dan kami telah belajar untuk menghadapinya," katanya.
Hrushi dan Lekhsmi melangsungkan pemotretan itu untuk menebus acara pernikahan mereka yang "tenang" karena berlangsung di tengah pandemi virus corona.
"Itu adalah pernikahan yang menyenangkan, tetapi hanya dihadiri oleh keluarga kami dan beberapa teman dekat. Polisi memberi kami izin hanya untuk 50 tamu, ada begitu banyak larangan."
Dari situ, mereka ingin pemotretan pasca-pernikahan tersebut dapat menjadi sebuah momen yang berkesan.
"Kami sangat gembira karena (pemotretan). Itu adalah bagian dari bulan madu kami, kami baru saja menikah dan kami merasa bebas," kata Lekshmi, menambahkan bahwa mereka tidak menyangka hal itu akan menghasilkan begitu banyak masalah bagi keduanya.