Hanya Tamat SD dan Ngaji Otodidak, Gus Nur: Saya Dikasih Skill oleh Allah

Minggu, 01 November 2020 | 10:18 WIB
Hanya Tamat SD dan Ngaji Otodidak, Gus Nur: Saya Dikasih Skill oleh Allah
Gus Nur ditangkap di rumahnya (@MurtadhaOne1)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penceramah Sugik Nur Raharja alias Gus Nur terus menjadi perhatian publik setelah dirinya tersandung kasus dugaan ujaran kebencian terhadap NU.

Gus Nur yang beberapa waktu lalu ditangkap di Malang, Jawa Timur dikenal sebagai penceramah yang memiliki gaya bicara keras dan blak-blakan.

Dilansir dari hops.id - jaringan Suara.com, Gus Nur sendiri kerap mengisi ceramah di sejumlah pengajian kendati bekal ilmu agamanya dinilai masih minim.

Dalam sebuah wawancara di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Gus Nur mengaku selama hidupnya tidak pernah menimba ilmu di pondok pesantren sebagaimana yang dilakukan pendakwah lain pada umumnya.

Baca Juga: Gus Nur Kritik Anak Pesantren: Hafal Ratusan Kitab, Tak Kuasai Ilmu hidup

Pengetahuan yang dimilikinya, kata dia, saat ini berasal dari memperdalam ilmu agama secara otodidak alias mencari sendiri tanpa adanya arahan dari guru.

Dokumentasi - Terdakwa kasus pencemaran nama baik melalui media sosial Sugi Nur Raharja alias Gus Nur (kedua kiri) mengikuti sidang putusan di Pengadilan Negeri Surabaya, Jawa Timur, Kamis (24-10-2019). Majelis hakim menjatuhkan vonis penjara 1 tahun 6 bulan terhadap Sugi Nur Raharja alias Gus Nur. ANTARA FOTO/Kemal Tohir/ZK/ama.
Dokumentasi - Terdakwa kasus pencemaran nama baik melalui media sosial Sugi Nur Raharja alias Gus Nur (kedua kiri) mengikuti sidang putusan di Pengadilan Negeri Surabaya, Jawa Timur, Kamis (24-10-2019). Majelis hakim menjatuhkan vonis penjara 1 tahun 6 bulan terhadap Sugi Nur Raharja alias Gus Nur. ANTARA FOTO/Kemal Tohir/ZK/ama.

"Enggak (pernah mondok di pesantren). Kan di dalam ilmu di dunia ini, ada yang namanya otodidak,” ujarnya, dikutip Suara.com, Sabtu (31/10/2020).

Perjalanan karier Gus Nur di dunia ceramah agama berawal dari profesinya sebagai seorang ahli debus.

Sebelumnya, Gus Nur berkisah, ia hanya mampu menamatkan pendidikan hingga bangku SD karena kesibukannya bermain debus bersama ayahnya.

Sampai pada suatu hari, ayahnya harus menghadap Yang Kuasa sehingga ia memutuskan untuk berhenti sebagai pemain debus.

Baca Juga: Gus Nur Ngaku Cuma Lulusan SD, Belajar Ilmu Debus dan Ilmu Kebal

Dari sanalah, Gus Nur mulai mendalami agama Islam meski kemampuan debus yang ia kuasai tidak sepenuhnya ia lepaskan.

“Setelah Abah wafat, saya buang semua ilmu debus, saya mulai menekuni agama. Cuma satu yang saya tidak bisa buang, (ilmu) dikubur hidup-hidup," kata Gus Nur.

Ia menambahkan, kemampuan saktinya seperti diseret mobil, kebal mercon, disetrika dan yang lain sebagainya dibuang dari kehidupannya dan menyisakan kemampuan ilmu dikubur (hidup-hidup).

Terkait keilmuannya yang kerap digarukan publik, Gus Nur merasa hal tersebut tidak jadi masalah karena ia menganggap yang terpenting adalah aspek bermanfaat bagi sesama.

Dalam sejumlah kasus, imbuh Gus Nur, ada banyak orang yang menghabiskan ilmu di pesantren, hafal ratusan kitab, namun tidak bermanfaat bagi kehidupan.

"Hidup ini relatif. Banyak orang dari kecil mondok, hafal ratusan kitab, tapi dia tidak menguasai ilmu kehidupan. Contoh begitu dapat tanah, dapat pesantren, enggak berkembang kan itu,” terangnya.

Atas dasar itulah, Gus Nur merasa skill dari Allah yang ia miliki dalam mencari uang adalah faktor utama ia bisa mengembangkan pesantrennya.

“Saya enggak pernah mondok, tapi saya dikasih Allah skill pintar cari uang. Makanya saya bisa bangun pesantren 3 lantai, 300 santri gratis semua, saya tanggung semua biayanya, ustaz-ustaznya juga itu. Ini belum tentu kiai yang mondok puluhan tahun tuh belum bisa, hidup itu kan begitu melihatnya,” pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI