Suara.com - Acara deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) di Jambi, Jumat (30/10/2020), tiba-tiba didatangi Satgas Covid-19 dan kepolisian setempat. Pihak kepolisian meminta acara tersebut diakhiri lantaran tidak ada izin.
KAMI Jambi memprotes Satgas Covid-19 dan kepolisian yang dinilai mereka tidak menegakkan keadilan dalam penegakan aturan.
Presidium KAMI Provinsi Jambi, Amrizal Ali Munir, mengatakan, saat demo besar-besaran menolak UU Cipta Kerja yang terjadi di Jambi, tidak ada pembubaran yang dilakukan Satgas Covid-19 maupun polisi.
"KAMI Provinsi Jambi menyampaikan protes kepada Satgas Covid-19 yang tidak menegakkan keadilan dalam penegakan aturan. Saat dilaksanakan demo besar-besaran yang jumlah pesertanya mencapai ribuan orang, Satgas tidak melakukan penindakan. Namun, kepada KAMI yang melakukan deklarasi dengan jumlah peserta kurang dari 50 orang, Satgas melakukan penindakan," kata Amrizal dalam keterangan persnya, Sabtu (31/10/2020).
Baca Juga: Libur Panjang, Protokol Kesehatan di Lokasi Wisata di Sumut Ditingkatkan
Amrizal mengatakan, untuk itu pihaknya mengkritik keras adanya tindakan yang menghalang-halangi kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengemukakan pendapat. Menurutnya, semua dilakukan oleh pemerintah.
"KAMI Provinsi Jambi mengkritik keras segala bentuk diskriminasi, intimidasi, dan tindakan yang menghalang-halangi kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengemukakan pendapat oleh pemerintah." ungkapnya.
Padahal di lain sisi, kata Amrizal, KAMI Jambi sudah terbentuk sejak 20 Oktober 2020 lalu. Pembentukan itu dilakukan melalui deklarasi yang sah.
Dibubarkan
Kegiatan deklarasi tersebut digelar di sebuah ruangan dan dimulai pada pukul 14.30 WIB. Acara tersebut juga disiarkan langsung melalui aplikasi Zoom.
Baca Juga: Din Syamsuddin di Acara KAMI: Negara Sudah Menyimpang ke Kediktatoran
Mulanya acara tersebut berjalan lancar. Namun ketika salah satu pentolan KAMI, Rochmat Wahab tengah menyampaikan sambutan, tiba-tiba kondisi di ruangan berlangsungnya deklarasi terlihat tidak kondusif.
Pasalnya, ada sejumlah anggota kepolisian yang masuk ke ruangan deklarasi. Komite Eksekutif KAMI Jambi Muhammad Usman memperlihatkan beberapa anggota polisi mengenakan seragam dan pakaian bebas memantau acara tersebut berlangsung.
"Mohon maaf situasinya tidak kondusif polisinya memaksa agar acaranya dibubarkan maka mohon maaf sekali acaranya kita hentikan tetapi untuk Zoom meeting tetap akan kami aktifkan," kata Usman dalam siarannya, Jumat.
Dari siarannya tampak salah satu Presidium KAMI tengah bernegosiasi dengan pihak kepolisian.
Usman menjelaskan kalau polisi tetap meminta untuk dihentikan.
"Kami sudah berusaha negosiasi, tapi aparat tetap meminta acara dibubarkan," ujar Usman saat dihubungi Suara.com.
Usman menuturkan pihaknya sudah berusaha untuk mengurus perizinan, namun tidak pernah diberikan. Kata ia, KAMI Jambi sudah beberapa kali menunda deklarasi.