Jokowi: Indonesia Kecam Teror di Prancis dan Pernyataan Presiden Macron

Sabtu, 31 Oktober 2020 | 15:07 WIB
Jokowi: Indonesia Kecam Teror di Prancis dan Pernyataan Presiden Macron
Presiden Jokowi. [Sekretariat Presiden]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Jokowi mengecam aksi teror beruntun di Paris dan Nice Prancis, yang menewaskan empat orang.

Secara bersamaan, Jokowi juga mengecam pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang dinilai melukai perasaan umat Islam sedunia.

Kecaman itu dibacakan Jokowi seusai dirinya dan Wakil Presiden Maruf Amin menggelar pertemuan bersama sejumlah pemuka agama terkait teror di Prancis.

Dalam pertemuan itu, hadir perwakilan Majelis Ulama Indonesia, Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Konferensi Waligereja Indonesia, Persekutuan Gereja Gereja Indonesia, Parisada Hindu Dharma Indonesia, Persatuan Umat Budha Indonesia, dan Majelis Tinggi Agama Konghucu.

Baca Juga: Teror Prancis: Sekularisme, Kartun Nabi, Neo Fasis dan Separatisme Islam

"Bersama dengan para menteri, baru saja membahas perkembangan dunia khususnya terkait dengan persaudaraan antar umat beragama," ujar Jokowi dalam jumpa pers, Sabtu (31/10/2020).

Jokowi menegaskan, Indonesia mengecam keras tindakan kekerasan di Paris dan Kota Nice.

"Indonesia mengecam keras terjadinya kekerasan yang terjadi di Paris dan Nice yang telah memakan korban jiwa," kata dia.

Indonesia, kata Jokowi, juga mengecam pernyataan Presiden Perancis Emmanuel Macron yang telah menghina dan melukai perasaan umat Islam di seluruh dunia.

Tindakan tersebut, kata Jokowi, dapat memecah belah persatuan umat beragama di dunia yang saat ini butuh persatuan untuk menghadapi pandemi covid-19.

Baca Juga: Rocky Gerung: Amerika Pakai GP Ansor Untuk Memperingatkan Presiden Jokowi

"Indonesia juga mengecam keras pernyataan Presiden Perancis yang menghina agama Islam, yang telah melukai perasaan umat islam di seluruh dunia, yang bisa memecah belah persatuan antar-umat beragama di dunia di saat dunia memerlukan persatuan untuk menghadapi pandemi covid-19," tutur dia.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyebut, kebebasan dan berekspresi yang mencederai kesakralan nilai-nilai dan simbol agama, sama sekali tidak bisa dibenarkan dan harus dihentikan.

Dia mengatakan, mengaitkan agama dengan tindakan terorisme adalah sebuah kesalahan besar. 

"Terorisme adalah terorisme. Teroris adalah teroris. Terorisme tidak ada hubungannya dengan agama apa pun," kata Jokowi.

Selain itu, Kepala Negara juga mengajak dunia untuk mengedepankan persatuan dan toleransi beragama.

"Indonesia mengajak dunia mengedepankan persatuan dan toleransi beragama untuk membangun dunia yang lebih baik," katanya.

Sebelumnya diberitakan, Presiden Perancis Emmanuel Macron mengumumkan rencana untuk membela nilai-nilai sekuler Prancis dan menyebut agama Islam dalam krisis yang memicu perdebatan.

Menyadur Al Jazeera, Presiden Macron menyampaikan gagasan tersebut dalam pidatonya pada hari Jumat (2/10), dengan menegaskan tidak ada konsesi yang akan dibuat dalam upaya baru untuk mendorong agama keluar dari pendidikan dan sektor publik di Prancis.

"Islam adalah agama yang sedang mengalami krisis di seluruh dunia saat ini, kami tidak hanya melihat ini di negara kami," katanya.

Dia mengumumkan, pemerintah akan mengajukan rancangan undang-undang pada bulan Desember untuk memperkuat undang-undang 1905 yang secara resmi memisahkan gereja dan negara di Prancis.

Langkah-langkah tersebut, kata Macron, ditujukan untuk mengatasi masalah tumbuhnya radikalisasi di Prancis dan meningkatkan kemampuan untuk hidup bersama.

Diketahui seorang pria berpisau menyerang sebuah gereja di Nice, Perancis, dan menewaskan tiga orang pada Kamis (29/10/2020).

Serangan itu terjadi kurang dari dua minggu setelah seorang guru sekolah menengah di pinggiran Paris dipenggal oleh seorang penyerang berusia 18 tahun yang tampaknya marah oleh guru yang menunjukkan kartun Nabi Muhammad di kelas.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI