Pendukung ISIS Rayakan Serangan Teror di Prancis

Jum'at, 30 Oktober 2020 | 18:26 WIB
Pendukung ISIS Rayakan Serangan Teror di Prancis
Serangan di gereja Basilika Notre Dame, kota Nice, Prancis pada 29 Oktober 2020. (AFP/Valery Hache)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Kamis (29/10) kemarin, ada tiga serangan terjadi sehubungan dengan Prancis yakni pembunuhan di basilika Notre-Dame, penusukan di Konsulat Prancis untuk Arab Saudi dan serangan di Avignon yang dilaporkan tak memakan korban jiwa.

Penyelidikan serangan di gereja Notre-Dame, Nice, mengungkap pelaku, yang menewaskan tiga orang, merupakan pemuda asal Tunisia beruisa 21 tahun.

Dia memasuki Prancis dari Italia - melakukan perjalanan melalui kota Bari, Italia pada 9 Oktober - setelah sampai di pulau Lampedusa, Mediterania, pada 20 September, mengutip laporan Associated Press.

Serangan di basilika Nice, Arab Saudi, dan Avignon pada Kamis (29/10), terjadi dua pekan setelah pembunuhan Samuel Paty, guru sejarah yang dipenggal karena menunjukkan kartun Nabi Muhammad kepada siswanya.

Belakangan, situasi di Prancis semakin memanas, tatkala Presiden Prancis Emmanuel Macron bersumpah tak bakal membuat kaum Islamis di negerinya dapat tidur nyenyak.

Sumpah Macron itu kemudian mendapatkan kecaman dari negara-negara mayoritas Muslim, lantaran dinilai melontarkan pendapat yang menghina Islam.

Pernyataan dan sikap Macron dianggap menyudutkan Muslim sekaligus mengglorifikasi Islamofobia.

Dari situ, sejumlah negara seperti Turki dan Bangladesh menyerukan boikot terhadap produk-produk Prancis.

"Saya menyerukan kepada warga saya, jangan pernah memuji merek Prancis, jangan membelinya," ujar Presiden Recep Tayyip Turki Erdogan, Senin (26/10), dikutip dari Anadolu Agency.

Baca Juga: Pencinta Rasulullah Bandung Desak Pemerintah Usir Duta Besar Prancis

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI