Titip Pesan untuk Anak, Ucapan Terakhir Korban Serangan Gereja Prancis

Jum'at, 30 Oktober 2020 | 16:49 WIB
Titip Pesan untuk Anak, Ucapan Terakhir Korban Serangan Gereja Prancis
Serangan di gereja Basilika Notre Dame, kota Nice, Prancis pada 29 Oktober 2020. (AFP/Valery Hache)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Salah satu korban dari aksi penyerangan di basilika Notre-Dame, Prancis, menitipkan pesan menyayat hati untuk anak-anaknya. Pesan itu menjadi ucapan terakhir sebelum ibu itu meninggal akibat luka tusukan.

Menyadur The Guardian, Jumat (30/10/2020), Simone Barreto Silva, merupakan satu di antara korban tewas penyerangan di Nice. Ia ditikam beberapa kali di basilika oleh Brahim Aouissaoui, pemuda 21 tahun asal Tunisia.

Ibu tiga anak ini, dalam keadaan terluka, berhasil melarikan diri dari dalam gereja, sebelum akhirnya terjatuh di dekat sebuah bar.

Saat meregang nyawa, Silva sempat menitipkan pesan terakhir untuk anak-anaknya.

Baca Juga: Tokoh Yahudi: Kaum Islamis Deklarasikan Perang di Prancis

"Katakan pada anak-anak saya bahwa saya mencintai mereka," ujar perempuan 44 tahun itu sebelum mengembuskan napas terakhir.

Silvia yang berasal dari Salvador, disebutkan telah tinggal di Paris selama 30 tahun.

Sementara korban lain, Vincent Loques, merupakan seorang ayah dua anak yang bekerja sebagai sexton di basilika Notre-Dame selama 10 tahun.

Loques yang bertugas mempersiapkan sakramen dan altar untuk misa, tengah menyambut jemaah basilika ketika serangan itu terjadi.

Pria berusia 55 tahun itu dilukai bagian tenggorokannya oleh si pelaku. Loques ditemukan tewas di dalam gereja.

Baca Juga: Pencinta Rasulullah Bandung Desak Pemerintah Usir Duta Besar Prancis

Seorang jemaah basilika Notre-Dame, Laura Male, mengaku sangat terkejut dan kehilangan sosok Loques.

"Saya sangat terkejut. Saya masih membayangkan dia, saya masih melihatnya berjalan, menyalakan liln. Dan sekarang, dia tidak ada lagi," kata Laura.

Senada, adik Laura juga mengaku sangta kehilangan Loques yang menurutnya merupakan penghuni setia basilika Notre-Dame.

"Kami selalu bersamanya. Dia selalu ada, dia menghabiskan hari di sana. Dia berbagi hidupnya di sini. Dia bukan seseorang yang datang dan pergi. Ini rumahnya, dia di sini sepanjang hari,” kenangnya.

Lebih lanjut, korban ketiga diidentifikasi sebagai perempuan berusia 60 tahun tanpa disebutkan namanya.

Perempaun ini tengah beribadah di basilika ketika disambangi dan diserang secara brutal oleh pelaku.

Sumber polisi mengatakan pelaku menggorok leher perempuan itu dengan tujuan untuk memenggalnya.

Otoritas anti-terorisme Prancis mengungkap pelaku serangan di Nice membawa salinan kitab suci Islam saat melancarkan aksi, mengutip laporan Associated Press.

Jaksa anti-terorisme Prancis, Jean-Francois Richard, mengatakan pelaku juga membawa pisau berukuran 17 cm dan tas berisi dua pisau yang tak terpakai.

Menurut Richard, pelaku berada di dalam gereja selama 30 menit sebelum polisi tiba melalui pintu samping dan berhadapan langsung dengan penyerang.

Para saksi mendengar pelaku berteriak "Allahu Akbar" saat dia melawan polisi. Polisi awalnya menggunakan senjata listrik kemudian menembakkan 14 peluru dari revolver servis.

Pelaku memasuki Prancis dari Italia - melakukan perjalanan melalui kota Bari, Italia pada 9 Oktober - setelah sampai di pulau Lampedusa, Mediterania, pada 20 September.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI