Mahasiswa Balas Megawati: Berapa Banyak Kerusakan Alam Akibat Penguasa

Jum'at, 30 Oktober 2020 | 13:10 WIB
Mahasiswa Balas Megawati: Berapa Banyak Kerusakan Alam Akibat Penguasa
Halte Transjakarta Bundaran HI terbakar, Jakarta, Kamis (8/10/2020). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mahasiswa yang merupakan kaum milenial, menjawab tudingan Ketua Umum PDIP sekaligus Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri yang mempertanyakan sumbangsih kaum muda kekinian terhadap bangsa dan negara.

Megawati melemparkan pertanyaan itu sembari mencibir mahasiswa yang kerap melakukan demonstrasi mengkritik kebijakan pemerintah, terbaru soal Undang-Undang Cipta Kerja.

Selain itu, Megawati juga menyoroti rusaknya sejumlah fasilitas umum tatkala terdapat aksi mahasiswa, meski belakangan diduga vandal itu tak diperbuat oleh demonstran.

Saat aksi tolak UU Omnibus Law Cipta Kerja di Palembang, Perwakilan Mahasiswa Sumatera Selatan, Kamis (29/10/2020), Bagas Pratama menjawab cibiran Megawati.

Baca Juga: PKS Minta Milenial Tak Ladeni Cibiran Mega: Kalau Mau Sukses Jangan Baper

Bagas mengatakan, jika terjadi tindakan perusakan saat aksi massa, maka silakan pihak kepolisian mengusut dan melakukan pembuktian hukumnya. Perusakan yang demikian inilah yang disebut kebablasan demokrasi.

“Bu Mega, kalau masalah demonstran yang menciptakan kerusakan, ya bisa diusut toh,” ujar Bagas kepada Suarasumsel.Id.

Ia mengatakan, Megawati perlu kembali mengingat apa yang diberbuat selama memimpin negara.

Jika dibandingkan dengan kerusakan fasilitas umum saat aksi, justru banyak sekali kerusakan lingkungan yang terjadi akibat tanda tangan kebijakan para penguasa.

“Lihat saja, kebijakan yang malah berdampak pada kerusakan alam lingkungan. Izin investasi diobral, dan bagaimana pencapaiannya,” tanya Bagas.

Baca Juga: Mega Cibir Demo, Buruh: Tak Pantas Diucapkan Jika Ngaku Partai Wong Cilik

Tak hanya itu, kata Bagas, mantan presiden ini harus kembali ingat bagaimana Orde Baru tumbang yang akhirnya juga kembali membesarkan partai yang dipimpinnya.

“Coba ingat-ingat juga bu, tanpa sumbangsih anak muda generasi, bagaimana Orba. Tak akan gagah berdiri partai anda saat ini. Diingat bu, bagaimana Orba tumbang,” timpalnya.

Iapun membeberkan perolehan suara saat pemilihan umum ternyata berasal dari suara anak muda dan millenial. Bahkan banyak partai yang menyasar kampayenya kepada generasi ini.

“Perasaan pas pemilu kemarin datanya banyak pemilih dari anak muda dan milenial. Sampai-sampai cara kampanye mau yang gaul biar banyak pemilih milenial ikut berpartisipasi,” kata dia memungkasi.

Sebelumnya diberitakan, Megawati Soerkarno Putri sempat mengkritik generasi millenial melalui pernyataan kontroversial.

Pernyataan ini dikeluarkan akibat makin masifnya aksi penolakan terhadap Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja yang berlangsung di banyak daerah.

Pernyataan Megawati terlontar saat ia melakukan peresmian Kantor PDIP secara virtual, Rabu (28/10/2020).

Megawati meminta Presiden Joko Widodo untuk tidak memanjakan generasi milenial.

Menurut Mega, hal itu agar kaum milenial bisa memberikan sumbangsih kepada bangsa dan negara serta mampu bersaing secara global.

Anak proklamator Kemerdekaan Indonesia ini pun lantas mempertanyakan apa saja sumbangsih yang sudah diberikan generasi milenial saat ini kepada negara.

"Anak muda kita, aduh saya bilang ke presiden, jangan dimanja. Saya mau tanya hari ini, apa sumbangsihnya generasi milenial, yang sudah tahu teknologi, bisa virtual tanpa bertatap langsung, apa sumbangsih kalian untuk bangsa dan negara ini?" kata Megawati.

Megawati juga mencibir aksi demonstrasi generasi milenial itu tak jarang berujung kerusuhan, merusak fasilitas umum.

"Apa sumbangsih kalian terhadap bangsa dan negara ini. Masak hanya demo saja? Nanti saya di-bully ini. Saya enggak peduli, hanya demo saja ngerusak, apakah ada dalam aturan berdemo, boleh saya kalau mau debat," ucapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI