Suara.com - Donald Trump memperingatkan jika Joe Biden terpilih, insiden pemenggalan mengerikan seperti di Prancis akan terjadi di Amerika Serikat.
"Biden ingin menghentikan larangan perjalanan kami dan meningkatkan pengungsi dari tempat-tempat paling berbahaya di dunia," ujar Trump saat kampanye di Tampa, Florida, disadur dari The Sun.
"Dia akan membuka pintu bagi terorisme Islam radikal - dan Anda melihat tiga hari lalu apa yang terjadi di Prancis, dan hari ini terjadi lagi." sambungnya.
Trump kemudian menyampaikan belasungkawa kepada presiden Prancis, sebelum mengklaim bahwa serangan serupa akan terjadi di AS jika Biden terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat.
Baca Juga: Jurassic Park Komodo Ditolak, Donald Trump Malah Legalkan Pembakaran Hutan
"Dan kami memberikan salam hangat kepada Presiden Macron, teman kami, teman saya, teman ibu negara ..." tambahnya.
"Di bawah rencana Biden, serangan mengerikan di Prancis akan terjadi di kota-kota kita - dan saya tidak ingin berbicara terlalu keras tentang ini, dan saya mengetuk kayu." klaim Trump. Dia melanjutkan mengetuk podium tempat dia berdiri berbicara.
"Ini kayu asli .... tapi lihat apa yang terjadi. Tidak ingin bilang, waktu yang sangat lama." katanya, merujuk pada serangan teror di Prancis.
Berbicara tentang Iran, Trump kemudian berjanji bahwa jika dia menang pada pemilu 3 November, mereka akan membuat kesepakatan.
"Kami ingin mereka menjadi negara yang hebat, tetapi mereka tidak bisa memiliki senjata nuklir," kata Trump.
Baca Juga: Bos Twitter Bolehkan Cuitan Iran yang Mengancam Israel
Komentar Trump saat kampanye di Florida datang beberapa jam setelah dia membagikan pernyataan tentang insiden penusukan di Prancis di media sosialnya.
"Hati kami bersama rakyat Prancis. Amerika berdiri bersama sekutu tertua kita dalam pertarungan ini." cuit Trump.
"Serangan teroris Islam Radikal ini harus segera dihentikan. Tidak ada negara, Prancis, atau lainnya yang dapat bertahan lama!" tegas Trump.
Pada hari Kamis, terjadi penusukan di sebuah gereja di Kota Nice yang menewaskan tiga orang dengan luka yang sangat parah.
Tersangka telah disebutkan oleh polisi sebagai Brahim Aoussaoui yang berusia 21 tahun, yang tiba di Eropa beberapa minggu lalu dan berasal dari Tunisia.
Para korban diidentifikasi oleh polisi sebagai Vincent Loquès (54), yang dianggap sebagai sipir gereja; seorang wanita berusia 60 tahun, dan seorang wanita berusia 44 tahun.
Serangan di Kota Nice terjadi hanya beberapa minggu setelah seorang guru, Samuel Paty (47) dipenggal kepalanya oleh Abdullah Anzorov yang berusia 18 tahun.
Insiden pemenggalan Paty terjadi setelah guru sejarah tersebut menunjukkan karikatur Nabi Muhammad dalam pelajaran tentang pentingnya kebebasan berbicara.