Suara.com - Pemerintahan Joko Widodo selama ini sering mendapatkan kritik tajam dari civil society.
Mengapa civil society sangat kritis kepada Presiden Jokowi, kata analis politik dan ekonomi Rustam Ibrahim, antara lain karena pemerintah tidak melibatkan partisipasi CS0/NGO/LSM dalam pembangunan sosial, termasuk penanganan bencana serta pandemi.
Presiden Jokowi dinilai Rustam hanya mengandalkan aparat negara (ASN/TNI/Polri) dan sektor swasta.
Di lingkaran Presiden Jokowi memang sudah ada beberapa tokoh dari kalangan LSM, tetapi menurut Rustam, mereka bekerja lebih untuk kepentingan sendiri atau kelompoknya daripada mengajukan gagasan pengembangan civil society sebagai sektor ketiga, selain negara (state) dan sektor swasta (business/market).
Padahal, menurut Rustam, peran sektor ketiga (CSO/NGO tidak kalah pentingnya selain negara atau pemerintah dan sektor swasta atau bisnis, terutama dalam pembangunan sosial.
Banyak CSO/LSM dinilai Rustam sangat berpengalaman dalam pembangunan sosial seperti lingkungan hidup kesehatan, UMKM dan sebagainya.
Rustam sudah beberapa kali menyampaikan persoalan tersebut melalui media sosial.
Pertama, menurut Rustam Ibrahim, Jokowi dinilai sangat kurang melibatkan peran civil society dalam perumusan kebijakan negara maupun implementasi program-program pembangunan sosial (social development).
Kedua, Rustam menyebutkan ada tiga sektor kehidupan bermasyarakat atau bernegara yang tidak mendapat interes Jokowi.
Baca Juga: Kampanyekan Mantu Jokowi, Anis Matta: Ini Medan dengan Ide-ide Baru, Bung!
Yaitu, sektor negara atau publik, sektor ekonomi atau swasta, dan sektor nirlaba serta nonpemerintah (non-governmental and non-profit sector).