Kasus Penusukan di Prancis, PBB Minta Dunia Saling Menghormati Agama

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Jum'at, 30 Oktober 2020 | 00:05 WIB
Kasus Penusukan di Prancis, PBB Minta Dunia Saling Menghormati Agama
Ilustrasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kasus penusukan di Prancis membuat PBB (Persatuan Bangsa-Bangsa) meminta negara-negara di dunia untuk saling menghormati agama dan kepercayaan.

Dilansir ANTARA, Perwakilan Tinggi PBB untuk Aliansi Peradaban Miguel Angel Moratinos menyebut saling menghormati penting guna mengembangkan budaya persaudaraan dan perdamaian.

Dalam sebuah pernyataan, Moratinos mengatakan dia mengikuti dengan keprihatinan mendalam akan meningkatnya ketegangan dan contoh intoleransi yang dipicu oleh majalah mingguan Prancis Charlie Hebdo yang menerbitkan karikatur satir yang menggambarkan Nabi Muhammad.

"Karikatur yang menghasut juga telah memprovokasi tindakan kekerasan terhadap warga sipil yang tidak bersalah, yang diserang karena agama, kepercayaan atau etnis mereka," kata Moratinos.

Baca Juga: Mahathir Mohamad: Umat Muslim Punya Hak untuk Bunuh Jutaan Orang Prancis

Dia menggarisbawahi bahwa penghinaan terhadap agama dan simbol-simbol suci agama memprovokasi kebencian dan ekstremisme kekerasan, yang mengarah pada polarisasi dan fragmentasi masyarakat.

Kebebasan berekspresi harus dilakukan dengan cara yang sepenuhnya menghormati keyakinan agama dan prinsip semua agama, katanya.

"Tindakan kekerasan tidak dapat dan tidak boleh dikaitkan dengan agama, kebangsaan, peradaban, atau kelompok etnis apa pun," ujar Moratinos.

Awal bulan ini, Presiden Prancis Emmanuel Macron menggambarkan Islam sebagai "agama dalam krisis" dan mengumumkan rencana undang-undang yang lebih keras untuk menangani "separatisme Islam" di Prancis.

Ketegangan semakin meningkat setelah kasus pemenggalan kepala seorang guru sekolah menengah, Samuel Paty, pada 16 Oktober di pinggiran Paris setelah dia menunjukkan kartun Nabi Muhammad di salah satu kelasnya tentang kebebasan berekspresi.

Baca Juga: Erdogan, yang Ajak Boikot Prancis, Ditantang Tutup Pabrik Renault di Turki

Penyerangnya, Abdullakh Anzorov, seorang pria berusia 18 tahun asal Chechnya, kemudian ditembak mati oleh polisi.

Macron memberikan penghormatan kepada Paty, dan kartun yang dirilis oleh Charlie Hebdo juga diproyeksikan pada bangunan di beberapa kota.

Presiden Prancis membela karikatur itu, dengan mengatakan Prancis "tidak akan menghentikan kartun kami". Pernyataan itu memicu kemarahan di seluruh dunia Muslim.

Selain kecaman dari sejumlah negara termasuk Turki, Iran, dan Pakistan, ada seruan untuk memboikot produk, protes, dan serangan Prancis terhadap situs Prancis.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI