Suara.com - Tersangka perkara dugaan suap petinggi Mahkamah Agung/MA, Hiendra Soejoto yang sempat buron akhirnya ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK di apartemen temannya di kawasan BSD, Tangerang Selatan, Kamis (29/10/2020). Saat ini, teman Hiendra masih menjalani pemeriksaan untuk mengungkap dugaan keterlibatannya dalam melindungi buronan KPK tersebut.
Wakil Ketua KPK, Lili Pintauri Siregar mengatakan pihaknya saat ini belum bisa mengungkap peran dari teman Hiendra. Sebab, yang bersangkutan masih diperiksa.
"Kalau melihat bagaimana peran dari temannya sedang dalam pemeriksaan hari ini," kata Lili saat konferensi pers yang disiarkan YouTube KPK RI, Kamis (29/10/2020).
Lili menuturkan apabila orang tersebut memiliki indikasi ke arah membantu kaburnya Hiendra, maka bukan tidak mungkin KPK akan menindaknya lebih lanjut.
Baca Juga: Buronan Harun Masiku Masih Berkeliaran, KPK: DPO Lainnya Menjadi Utang Kami
"Kalau ternyata memang diindikasikan bahwa selama ini dia memberi kemudahan selama orang yang bersangkutan, mungkin bisa bisa diarahkan ke arah sana," ujarnya.
Keberadaan Hiendra di apartemen temannya itu sempat diketahui masyarakat yang akhirnya menghubungi pihak penyidik KPK.
Lili menjelaskan sejak ditetapkan masuk ke dalam kategori daftar pencarian orang (DPO), pihak penyidik KPK dibantu dengan Polri melakukan pencarian seperti penggeledahan rumah di berbagai tempat baik di sekitar Jakarta maupun Jawa Timur.
Angin segar menghembus ketika penyidik KPK memperoleh informasi dari masyarakat soal keberadaan Hiendra pada Rabu, 28 Oktober 2020. Hiendra diketahui datang ke salah satu apartemen temannya di sekitar BSD, Tangerang Selatan pada pukul 15.30 WIB.
"Atas informasi tersebut penyidik KPK berkoordinasi dengan pihak pengelola apartemen dan petugas security mengintai dan menunggu kesempatan agar bisa masuk ke unit salah satu apartemen dimaksud," tutur Lili.
Baca Juga: Sehari Jelang Penangkapan, KPK Ajak Sekuriti Apartemen BSD Intai Hiendra
Keesokan paginya, saat teman Hiendra ingin mengambil barang di mobilnya, tim penyidik langsung bergerak untuk menangkap tersangka di unit apartemen. Penyidik KPK kala itu membawa surat perintah penangkapan dan penggeledahan serta disaksikan pengelola apartemen, petugas security apartemen dan polisi.
Hiendra dan temannya pun langsung diboyong ke Kantor KPK di Jalan Kuningan, Jakarta Selatan. Dalam penangkapan itu, penyidik KPK mengamankan dua unit kendaraan yang diduga digunakan Hiendra saat buron, alat komunikasi dan barang-barang pribadi miliknya.
Direktur PT Multicon Indrajaya Terminal (MIT) itu masuk ke daftar pencarian orang sejak 11 Februari 2020. Ia akan ditahan selama 20 hari ke depan di Rumah Tahanan KPK Cabang Pomdam Jaya Guntur.
Namun, dikarenakan masih di tengah pandemi virus Corona (Covid-19), Hiendra akan menjalani isolasi mandiri selama 14 hari di Rutan KPK Kavling C1.
Sebelumnya, Hiendra ditetapkan tersangka dengan dugaan memberikan hadiah berupa uang kurang lebih senilai Rp 45 miliar.
Hiendra memberikan hadiah itu kepada Sekretaris Mahkamah Agung 2011-2016 Nurhadi dan menantunya Rezky Herbiyono. Keduanya sudah ditetapkan tersangka dan tengah menjalani proses persidangan.
"Adapun tersangka diduga memberikan hadiah atau janji berupa uang sejumlah Rp45.726.955.000, kepada Nurhadi melalui Rezky Herbyiono terkait dengan pengurusan perkara," ujar Lili.
Atas perbuatannya, tersangka disangkakan melanggar pasal 5 ayat (1) huruf a atau huruf b subsidair Pasal 13 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. Pasal
55 ayat (1) ke-1 jo. Pasal 64 ayat (1) Kitab Undang-undang Hukum Pidana.