Kritik Bisnis Putri Raja Thailand, Demonstran Gelar 'Runway' di Jalanan

Kamis, 29 Oktober 2020 | 21:44 WIB
Kritik Bisnis Putri Raja Thailand, Demonstran Gelar 'Runway' di Jalanan
Foto Ilustrasi - Para pedemo pro demokrasi memadati jalan saat aksi protes anti pemerintah, pada peringatan 47 tahun pemberontakan mahasiswa tahun 1973, di Bangkok, Thailand, Rabu (14/10/2020). ANTARA FOTO/REUTERS/Jorge Silva/FOC/djo
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Demonstran di Thailand menyulap jalanan jadi runway peragaan busana guna menyuarakan kritikan terhadap Putri Raja Maha Vajiralongkorn, Sirivannavari Nariratana sekaligus bisnis mode miliknya.

Menyadur Channel News Asia, para pengunjuk rasa berkumpul di distrik bisnis Silom Bangkok pada Kamis (29/10) dan membentangkan kain di sepanjang ruas jalan yang dibuat menyerupai catwalk.

Protes dengan tema "Runway-nya Rakyat" itu menyorot merek fesyen Putri Sirivannari yang disebut-sebut menggunakan uang pajak negara dalam menyelenggarakan pameran.

Merek busana putri Sirivannavari dijadwalkan menggelar pameran koleksi musim gugur/musim dingin 2020-2021 pada Kamis pukul 20.00 malam waktu setempat, dalam acara "French Flair Runway" di Mandarin Oriental Bangkok.

Baca Juga: Isuzu Mu-X Terbaru Sudah Melesat di Pasar Thailand

Dalam aksi itu pengunjuk rasa memasang spanduk bertuliskan, "Anggaran 13 juta Kementerian Perdagangan mendukung bisnis Sirivannavari."

Kritik Putri Raja Thailand, Demonstran Gelar 'Runway' di Jalanan. (Twitter/PichayadaCNA)
Kritik Putri Raja Thailand, Demonstran Gelar 'Runway' di Jalanan. (Twitter/PichayadaCNA)

Klaim itu mengacu pada laporan media lokal terkait RUU APBN 2020 dengan lebih dari 29 miliar baht atau sekitar Rp 13 miliar, dialokasikan untuk kepentingan monarki.

Serta dana departemen promosi perdagangan sebesar 13 juta baht atau sekitar Rp 6,1 miliar, yang dialokasikan untuk promosi bisnis mode sang putri di luar negeri.

Dalam foto yang beredar di media sosial, nampak para pengunjuk rasa yang memakai masker, berkumpul di kanan kiri kain arena catwalk.

Aksi hari Kamis merupakan bagian dari protes terhadap pemerintahan yang berkuasa sekaligus menuntut mundur Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-o-cha.

Baca Juga: Thailand Pangkas Masa Karantina Turis Asing Jadi 10 Hari

Demonstran juga menggelar aksi untuk menyuarakan kritik terhadap Raja Maha Vajiralongkorn dan keluarga yang berlindung dibalik hukum lese majeste, memungkinkan siapa pun yang mengkritik kerajaan akan menghadapi hukuman penjara tiga hingga 15 tahun.

Belakangan, massa semakin getol menuntut Raja Maha diusir dari Jerman, negara tempatnya lebih sering tinggal dibanding Thailand. Pengunjuk rasa menuntut Jerman menyematkan status persona non grata kepada raja.

Kemudian pada Senin (26/10), demonstran yang berbaris di depan Kedutaan Jerman di Bangkok, meminta Jerman unuk menyelidiki apakah Raja Maga telah menjalankan kekuasaan politik selama masa tinggalnya yang diperpanjang di Bavaria.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI