Wali kota Nice Christian Estrosi mengatakan, pelaku terus meneriakkan "Allahu Akbar", bahkan setelah ditangkap.
Estrosi menyebut, si penyerang telah dilarikan ke rumah sakit setelah menderita luka selama penangkapan.
Lebih jauh, Estorsi menganggap insiden penusukan ini sebagai aksi terorisme, mengutip laporan France24.
Serangan di gereja Nice dan Konsulat Prancis untuk Arab Saudi terjadi dua minggu setelah pembunuhan Samuel Paty, guru sejarah yang dipenggal karena menunjukkan kartun Nabi Muhammad SAW kepada siswanya.
Belakangan, situasi di Prancis semakin panas, tatkala Presiden Prancis Emmanuel Macron bersumpah tak bakal membuat kaum Islamis di negerinya dapat tidur nyenyak.
Sumpah Macron itu kemudian mendapatkan kecaman dari negara-negara mayoritas Muslim, lantaran dinilai melontarkan pendapat yang menghina Islam.
Pernyataan dan sikap Macron dianggap menyudutkan Muslim sekaligus mengglorifikasi Islamofobia.
Tanggapan Arab Saudi atas kontroversi Prancis
Sumber Kementerian Luar Negeri Arab Saudi mengutuk serangan teroris dan semua tindakan yang memicu kebencian dan kekerasan, menurut pernyataan yang dimuat oleh Kantor Pers Saudi.
Baca Juga: Tiga Orang Tewas Ditusuk di Gereja Prancis, Pelaku Teriak Allahuakbar!
Kementerian Luar Negeri Arab Saudi juga disebutkan mengutuk kartun apap pun yang menyinggung Nabi Muhammad dan menolak setiap upaya untuk menghubungkan Islam dan terorisme.