Suara.com - Pakar epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono menyesalkan tindakan pemerintah yang membuat libur panjang. Menurutnya saat ini bukanlah kondisi krisis ekonomi.
Pandu mengatakan, tindakan membuat libur panjang pernah terjadi di era Wakil Presiden Jusuf Kalla. Tujuannya, yakni mendorong perekonomian dan menggenjot pariwisata karena saat itu sedang krisis ekonomi.
"Ini kan ngikutin dulu zamannya Jusuf Kalla. Jusuf Kalla kan bikin liburan panjang cuti bersama kan setelah krisis ekonomi," ujar Pandu saat dihubungi, Kamis (29/10/2020).
Pandu menyebut kebijakan ini tidak sesuai jika diterapkan di situasi pandemi ini. Sebab menurutnya, saat ini sedang krisis kesehatan, bukan ekonomi.
Baca Juga: Ini 13 Daerah dengan Tingkat Kesembuhan Pasien Covid-19 di Bawah 25 Persen
"Sekarang kan bukan krisis ekonomi. sekarang tuh krisis penyakit, pandemi. Harusnya gak usah dikasih liburan. Liburan cuma dua hari ya dua hari. Ini malah ditempel-tempelin biar panjang kan lucu," jelasnya.
Karena itu, ia menilai pemerintah yang sebenarnya menaikan kasus Corona di Indonesia, bukan warganya. Karena kebijakan aneh yang kerap kontradiktif dengan kondisi sebenarnya.
"Sebenarnya pemerintah yang menaikkan kasus, bukan masyarakat. Kebijakan-kebijakan pemerintah lah yang mendorong peningkatan kasus," pungkasnya.