Suara.com - Sebanyak 3 orang tewas ditusuk di Gereja Notre-Dame di Nice, Prancis. Tepatnya di Côte d’Azur.
Dalam aksi penusukan itu beberapa orang terluka. Pembunuhan itu terjadi, Kamis (29/10/2020) pagi waktu setempat sekira pukul 09.00.
Seperti dilansir Guardian, kejadian di dalam basilika Notre-Dame. Kepolisian menyebut itu sebagai aksi teror.
Sementara penusuk ditembak oleh polisi, tapi tidak tewas. Penusuk hanya luka dan dibawa ke rumah sakit.
Baca Juga: Fraksi PKS Geram, Kirim Surat Protes kepada Macron
Walikota Nice, Christian Estrosi mengatakan pelaku teriak Allahuakbar berulang kali. Dia langsung ditangkap.
Christian Estrosi juga mengungkapkan ada seorang perempuan yang dipenggal, tapi dia tidak tahu persis. hanya saja dipastikan 2 orang lainnya tewas.
“Ada dua orang yang terbunuh di dalam gereja… dan orang ketiga yang berada di bar menghadap gereja tempat dia berlindung. Cukup sudah ... kita harus menyingkirkan Islamo-fasisme ini dari wilayah kita," katanya.
Serangan itu terjadi kurang dari dua minggu setelah guru sejarah Samuel Paty, 47, dipenggal di luar sekolah setelah menunjukkan karikatur Nabi Muhammad kelasnya. Saat itu diklaim dia tengah diskusi tentang kebebasan berbicara.
“Sebelum menjadi profesor sekolah, kali ini barbarisme Islamo-fasis memilih menyerang di dalam gereja. Sekali lagi, ini sangat simbolis,” tambah Estrosi.
Baca Juga: Hina Nabi Muhammad, Lagu Pendukung Sepak Bola Israel Tuai Kontroversi
Polisi memastikan bahwa tiga orang tewas dalam serangan itu.
Pihak keamanan pun menyelidiki dugaan serang ini merupakan serangan dari organisasi teroris.
Kini, Presiden Emmanuel Macron sedang menuju ke Nice.