"Juga bahwa selama bulan Februari, ribuan warga mengungsi dari tempat tinggalnya dan tidak dapat menjalankan aktifitas secara normal," ungkapnya.
Yunus Sani, warga setempat juga dibunuh oleh separatis bersenjata karena dugaan sebagai mata-mata.
Haris mengatakan kalau rentetan peristiwa tersebut memperlihatkan adanya eskalasi kekerasan yang tidak hanya menimbulkan korban dari aparat dan kombatan. Tetapi lebih banyak berasal dafi masyarakat termasuk anak-anak.
Pihaknya mencatat tipologi kekerasan yang dialami masyarakat sipil selama kurun waktu Oktober 2019 hingga September 2020 antara lain intimidasi, ancaman, terror mental dan fisik, pemaksaan, penyisiran, penganiayaan, penghilangan paksa hingga pembunuhan.
"Trauma dan ketidakberdayaan berlapis atas kekerasan dan perampasan hak hidup telah menghasilkan penderitaan berkepanjangan masyarakat."