Suara.com - Tim Independen Kemanusiaan untuk Intan Jaya menguak adanya dua warga Papua yang hilang seusai ditangkap anggota TNI dalam kegiatan pemeriksaan protokol kesehatan Covid-19. Pihak TNI mengakui atas penangkapan tersebut, namun keberadaan dua warga itu malah tidak jelas.
Tim tersebut terdiri dari sejumlah tokoh agama, Akademisi, dan aktivis kemanusiaan di Papua. Sebenarnya tim itu dibentuk untuk merespon situasi kekerasan yang terjadi pada Pendeta Yeremia Zanambani yang dibunuh pada 19 September 2020, di Hitadipa, Intan Jaya.
Namun mereka menemukan adanya upaya penghilangan orang secara paksa yang dilakukan oleh anggota TNI.
Pendiri Kantor Hukum dan HAM Lokataru Foundation, Haris Azhar menerangkan awalnya anggota TNI melakukan kegiatan pemeriksaan atau sweeping alat kelengkapan pencegahan Covid-19 kepada masyarakat di Distrik Sugapa, Intan Jaya, Papua pada 21 April 2020.
Baca Juga: Pembangkangan Sipil, Haris Azhar: Ramai-ramai Tidak Bayar Pajak
"Dari kegiatan tersebut terdapat tiga orang yang diamankan," kata Haris saat memaparkan secara virtual, Kamis (29/10/2020).
Dari ketiga orang tersebut, satu di antaranya sudah dilepas. Sedangkan dua orang sisanya dibawa ke markas TNI Koramil Sugapa.
"Setelah itu, dua orang tersebut tidak pernah terlihat lagi," ujarnya.
Pihak keluarga dari dua orang tersebut menduga penangkapan tersebut dikarenakan mereka positif Covid-19. Karena itu pihak keluarga meyakini keduanya akan dilepas dua minggu setelahnya atau sesuai dengan syarat karantina Covid-19.
Dalam kurun waktu dua pekan itu, pihak keluarga tidak melakukan pencarian bahkan tidak mendapatkan pemberitahuan apapun dari pihak TNI.
Baca Juga: Kritik Jokowi, Rocky Gerung Bisa Hilang Kalau di Zaman Soeharto
Lepas dua pekan berakhir, pihak keluarga langsung mendatangi pihak TNI dengan maksud menanyakan kondisi dua orang tersebut. TNI menyebut mereka berdua benar ditahan, namun tidak ada penjelasan lebih lanjut.
"Oleh pihak TNI diakui bahwa mereka ditahan oleh TNI namun tidak diakui ketidakjelasan keadaan dan keberadaan mereka saat itu," ungkapnya.
Pendeta Yeremia sempat diminta untuk mengurus dua orang yang hilang tersebut. Dalam sebuah pertemuan yang dihadiri oleh pejabat Bupati dan Pimpinan TNI dan Polri setempat, Pendeta Yeremia menyampaikan permintaan soal dua orang tersebut.
"Jika sudah meninggal mohon tunjukan di mana kuburnya, agar keluarga bisa berduka. Jika masih hidup, mohon dikembalikan," ucap Yeremia.