Suara.com - Perwakilan Tinggi PBB untuk Aliansi Peradaban menyerukan untuk saling menghormati semua agama dan kepercayaan di tengah konflik 'karikatur' yang terjadi.
Menyadur Anadolu Agency, Miguel Angel Moratinos mengatakan dia mengikuti dengan keprihatinan yang mendalam akan meningkatnya ketegangan antara Prancis dan sejumlah negara.
Terlebih contoh intoleransi yang dipicu oleh majalah mingguan Prancis Charlie Hebdo menerbitkan karikatur satir yang menggambarkan Nabi Muhammad.
"Karikatur yang menghasut juga memprovokasi tindakan kekerasan terhadap warga sipil yang tidak bersalah, yang diserang karena agama, kepercayaan atau etnis mereka," kata Moratinos.
Miguel menggarisbawahi bahwa penghinaan terhadap agama dan simbol-simbol suci agama memprovokasi kebencian dan ekstremisme kekerasan, yang mengarah pada polarisasi dan fragmentasi masyarakat.
"Kebebasan berekspresi harus dilakukan dengan cara yang sepenuhnya menghormati keyakinan agama dan prinsip semua agama," kata Moratinos.
"Tindakan kekerasan tidak dapat dan tidak boleh dikaitkan dengan agama, kebangsaan, peradaban, atau kelompok etnis apa pun." sambungnya.
Awal bulan ini, Presiden Prancis Emmanuel Macron menggambarkan Islam berada dalam krisis dan mengumumkan rencana undang-undang untuk menangani separatisme Islam di Prancis.
Kemudian terjadi insiden pemenggalan seorang guru, Samuel Paty, pada 16 Oktober di pinggiran Paris setelah dia menunjukkan kartun Nabi Muhammad di kelasnya tentang kebebasan berekspresi.
Baca Juga: Prancis dan Jerman Kembali Lockdown karena Lonjakan Covid-19
Pelakunya, Abdullakh Anzorov, seorang pria berusia 18 tahun asal Chechnya, kemudian ditembak mati oleh polisi.