Remaja yang Rekam Insiden George Floyd Terima Penghargaan Keberanian

Kamis, 29 Oktober 2020 | 13:57 WIB
Remaja yang Rekam Insiden George Floyd Terima Penghargaan Keberanian
Darnella Frazier, remaja yang rekam insiden George Floyd akan menerima penghargaan.[PEN America]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang remaja putri yang merekam insiden George Floyd akan menerima penghargaan keberanian dari sebuah organisasi amal hak asasi manusia.

Menyadur Daily Mirror, Darnella Frazier melihat petugas polisi Derek Chauvin berlutut di leher seorang pria Afro-Amerika yang tidak bersenjata tersebut sebelum dia jatuh pingsan dan meninggal pada 25 Mei.

Video yang direkam di Minneapolis, Minnesota dengan cepat menjadi viral di dunia maya dan langsung diekpos oleh media.

Akibat video tersebut pula, telah menyebabkan aksi protes dan demonstrasi Black Lives Matter selama berbulan-bulan di seluruh Amerika Serikat dan negara-negara lain.

Chauvin telah didakwa dengan pembunuhan, sementara petugas polisi lain yang berada di tempat kejadian - Thomas Lane, J. Alexander Kueng dan Tou Thao juga telah didakwa dengan membantu dan bersekongkol untuk melakukan pembunuhan.

Polisi di Minneapolis membunuh pria kulit hitam bernama George Floyd dengan cara mencekik lehernya menggunakan dengkul. (Dok. Facebook/Darnella Frazier)
Polisi di Minneapolis membunuh pria kulit hitam bernama George Floyd dengan cara mencekik lehernya menggunakan dengkul. (Dok. Facebook/Darnella Frazier)

Chauvin terlihat berlutut di leher George Floyd selama delapan menit 46 detik sementara Floyd mengatakan dia tidak bisa bernapas.

PEN America mengumumkan pada hari Selasa bahwa mereka akan memberikan penghargaan kepada Darnella dengan Penghargaan Keberanian Benenson.

Benenson Courage Award adalah penghargaan tahunan yang diberikan oleh organisasi PEN kepada orang-orang yang dianggap berani dan merubah sejarah.

"Dengan tidak lebih dari sebuah ponsel dan keberanian, Darnella mengubah arah sejarah di negara ini, memicu gerakan berani menuntut diakhirinya rasisme anti-Kulit Hitam sistemik dan kekerasan di tangan polisi," buka Suzanne Nossel, CEO PEN America.

Baca Juga: Demi Donald Trump, Seorang Pendukung Mengubah Wajah Honda HR-V Jadi Begini

"Tanpa kehadiran pikiran dan kesiapan Darnella untuk mempertaruhkan keselamatan dan kesejahteraannya sendiri, kita mungkin tidak akan pernah tahu kebenaran tentang pembunuhan George Floyd.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI