Pembangkangan Sipil Dibutuhkan Pemimpin yang Tak Sekedar Politisi Oposan

Siswanto Suara.Com
Kamis, 29 Oktober 2020 | 11:31 WIB
Pembangkangan Sipil Dibutuhkan Pemimpin yang Tak Sekedar Politisi Oposan
Ilustrasi demonstrasi. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Setelah pengesahan UU Cipta Kerja bergulir wacana pembangkangan sipil (civil disobedience) sebagai salah satu cara protes, selain demonstrasi dan judicial review ke Mahkamah Konstitusi.

Menanggapi wacana tersebut, analis politik dan ekonomi Rustam Ibrahim mengatakan untuk memimpin suatu pembangkangan sosial (civil disobedience) dibutuhkan pemimpin dengan kualitas negarawan yang integritas moralnya tidak diragukan.

"Bukan sekedar intelektual-aktivis atau politisi oposan. Adakah orang-orang seperti Mahatma Gandhi, Martin Luther King Jr, atau Nelson Mandela?" katanya melalui media sosial yang dikutip Suara.com, Kamis (29/10/2020).

Pembangkangan sipil, kata Rustam, secara moral dapat dibenarkan jika UU melanggar HAM paling fundamental seperti hak menentukan nasib sendiri, diskriminasi sosial berdasar SARA, hak memilih dan dipilih. Pembangkangan dilakukan tanpa kekerasan.

Menurut Rustam, "UU Ciptaker tidak termasuk kategori hak-hak tersebut."

Tetapi cara pembangkangan sipil ditolak oleh politikus Ferdinand Hutahaean. Dia mempertanyakan motif seruan tersebut.

"Pembangkangan sipil? Anda itu sedang jualan pembangkangan untuk sebuah perubahan bangsa menuju lebih baik, lebih maju dan akan lebih sejahtera rakyatnya dan negerinya. Lantas pertanyaan saya, apa yang sesungguhnya kalian bela? Membela keras kepala? Membela perilaku buruk? Bodoh!" kata Ferdinand melalui media sosial.

Menurut dia UU Cipta Kerja akan memberikan banyak manfaat kepada masyarakat dan tak semestinya ditolak, apalagi melalui pembangkangan sipil.

"Intelektual? Aktivis? Intelektual yang tidak cerdas? Menolak perubahan untuk lebih baik, menyelesaikan kesemrawutan, merapihkan keruwetan, kenapa anda tolak? Intelektualisme apa sesungguhnya yang anda miliki hingga menolak sesuatu yang baik?" Hmmm kami memang bukan profesor, tetapi kami tak bodoh," katanya.

Baca Juga: Pembangkangan Sipil, Haris Azhar: Ramai-ramai Tidak Bayar Pajak

Mantan politikus Partai Demokrat itu menyarankan kepada pemerintah supaya tidak usah mendengarkan adanya seruan pembangkangan sipil. Bagi dia, hal itu tidak mungkin terjadi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI