Macron selama ini menegaskan akan tetap berpegang teguh pada tradisi dan hukum sekuler Prancis, yang menjamin kebebasan berbicara yang memungkinkan publikasi seperti Charlie Hebdo dapat dilakukan.
Macron juga mengatakan agama Islam tengah mengalami krisis di seluruh dunia dan meminta warga muslim Prancis agar bersikap loyal kepada konstitusi republik.
Di bawah prinsip-prinsip sekularisme Prancis atau laïcité, institusi keagamaan tidak memiliki pengaruh atas kebijakan publik yang diemban pemerintah. Idenya adalah untuk menjamin kesetaraan semua kelompok agama dan keyakinan di mata hukum.
Macron menuduh minoritas muslim Prancis sedang mengalami “separatisme Islam,” di mana warga lebih menaati hukum Syariah ketimbang konstitusi negara.
Sindir Macron periksa kesehatan mental
Sebelumnya Erdogan menyindir keras Macron dengan mengatakan bahwa Presiden Prancis itu perlu memeriksa kesehatan mentalnya.
Pernyataan Macron dinilai Erdogan menyudutkan Islam. Erdogan pun menyerukan pemboikotan produk-produk berlabel Prancis.
Paris kemudian memanggil duta besarnya di Ankara untuk dimintai konsultasi perihal situasi ini.
Sebelumnya, Charlie Hebdo telah menerbitkan ulang karikatur Nabi Muhammad pada awal bulan lalu, yang kemudian mendapat kritikan keras dari negara-negara Muslim di dunia.
Baca Juga: Dukung Sikap Macron, Tagar #IStandWithFrance Trending di Medsos India
Kini, situasi telah berkembang di mana gerakan anti-Prancis menggema di sejumlah negara antara lain Turki, Pakistan, Yordania, Libya, dan Qatar. rap/rzn (afp, dpa, ap)