Suara.com - Puluhan pengunjuk rasa dari Gerakan Jaga Indonesia DKI Jakarta sempat menggelar aksi di depab Balai Kota DKI Jakarta di Jalan Medan Merdeka Selatan.
Aksi tersebut berlangsung bersamaan dengan aksi tolak omnibus law UU Cipta Kerja di kawasan Patung Kuda.
Sekjen Gerakan Jaga Indonesia DKI Jakarta, Aldi Nababa mengatakan aksi mereka di depan Balai Kota ditujukan untuk Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Dalam tuntutannya, Gerakan Jaga Indonesia DKI Jakarta menuntut Anies agar mundur dari jabatan gubernur.
"Tuntutan utama kami minta gubernur turun jabatan, melakukan kebijakan yang menyejahterakan rakyat. Dari persoalan Formula E sampai masalah banjir," kata Aldi di lokasi, Rabu (28/10/2020).
Baca Juga: Moeldoko: Jangan Lagi Ada yang Malu Kalau Tak Ikut Unjuk Rasa
Aldi menduga Anies terlibat dalam aksi tolak omnibus law pada 8 Oktober 2020. Hal itu, kata Aldi, lantaran Anies menyiapkan logistik baik menyediakan ambulans hingga makanan. Kedatangan Anies saat unjuk rasa juga dinilai sebagai bentuk dukungan.
"Masuk ke tengah-tengah pertempuran. Anak-anak sekolah yang harusnya sekolah, boleh demo," ujar Aldi.
Aldi berujar, Gerakan Jaga Indonesia DKI Jakarta bakal rutin melangsungkan aksi setiap pekan di depan Balai Kota dengan membawa tuntutan yang sama.
"Tuntutan setiap pekan selama pandemi aksi Rabu oranye," katanya.
Hari ini, sejumlah elemen dari masyarakat seperti buruh hingga mahasiswa menggelar aksi protes menolak UU Ciptaker di Jakarta.
Baca Juga: Gegara Diteriaki Copet, Seorang Remaja Dibekuk Polisi dari Kerumunan Massa
Polda Metro Jaya mengerahka 20 ribu personel terkait tiga titik konsentrasi massa di beberapa wilayah di Jakarta.
"Sekitar 10 ribuan, tambah 10 ribu ada pasukan cadangan," kata Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Sambodo Purnomo Yogo seperti dilansir Antara.
Ribuan personel itu, tambah Sambodo, akan berjaga di tiga titik. Di antaranya, Gedung DPR/MPR, Tugu Proklamasi, dan Istana Merdeka.
"Hasil rapat tadi malam kemungkinan estimasi massa antara tiga sampai empat ribu di tiga titik tersebut," sambungnya.
Dia menambahkan, pihaknya telah menyiapkan rekayasa lalu lintas di tiga titik demo. Pengalihan arus di DPR/MPR dan Tugu Proklamasi diberlakukan secara situasional.
"Artinya buka tutup arus dilakukan setelah ada massa. Tapi khusus Istana Negara (Merdeka) mulai tadi sudah dipasang barrier sama seperti pegamanan unjuk rasa sebelumnya," beber Sambodo.
Tak hanya itu, kawasan Patung Kuda, Harmonj, Gambir, hingga Jalan Veteran akan dipasang barrier. Hal itu dilakukan guna menjaga ketertiban, keamanan dan kenyamanan bagi pengunjuk rasa maupun masyarakat umum.
"Oleh sebab itu saya mengimbau kepada masyarakat mulai siang nanti untuk menghindari kawasan Jalan MH Thamrin, kawasan DPR/MPR, Tugu Proklamasi supaya tidak terjadi kemacetan," tutup dia.