Moeldoko: Jangan Lagi Ada yang Malu Kalau Tak Ikut Unjuk Rasa

Rabu, 28 Oktober 2020 | 18:42 WIB
Moeldoko: Jangan Lagi Ada yang Malu Kalau Tak Ikut Unjuk Rasa
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko ketika menghadiri acara Aksi Nasional Pencehagan Korupsi (ANPK) di gedung KPK di Jakarta, Rabu (26/8/2020). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/aww.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengklaim jika pemerintah sangat serius menurunkan angka pengangguran melalui Undang-undang Cipta Kerja. Pasalnya, kata dia setiap tahun ada 2,9 juta angkatan kerja baru ditambah jumlah pengangguran akibat pandemi Covid-19.

"Saya berkali-kali menyampaikan paradoks ini. Pemerintah bersungguh-sungguh mencoba menurunkan angka pengangguran. Setiap tahun ada 2,9 juta angkatan kerja baru. Angka ini menambah jumlah pengangguran akibat pandemi COVID-19," ujar Moeldoko dalam Refleksi Peringatan Sumpah Pemuda, Rabu (28/10/2020).

Pernyataan Moeldoko menjawab paradoks terkait unjuk rasa dan penolakan UU Cipta Kerja dari kalangan anak muda.

Eks Panglima TNI itu mengatakan pada tahun 2030 mendatang, Indonesia mengalami bonus demografi yang berdampak pada naiknya jumlah pengangguran. Sehingga kata Moeldoko pemerintah harus melakukan antisipasi menghadapi bonus demografi.

Baca Juga: Gegara Diteriaki Copet, Seorang Remaja Dibekuk Polisi dari Kerumunan Massa

Namun ia melihat anak-anak muda calon tenaga kerja baru jusrtu menolak UU Cipta Kerja.

"Pemerintah mencoba membuka peluang melalui UU Cipta Kerja. Tetapi anak-anak muda, calon tenaga kerja baru malah menolaknya. Tetapi saya melihat itu hanya sebagian kecil. Sebagian besar mereka sudah paham," tutur Moeldoko.

Moeldoko meminta agar generasi tidak terprovokasi dengan unjuk rasa yang tidak mereka pahami. Yang terpenting kata Moeldoko para anak muda berani mengambil keputusan dan memami tujuan jika berunjuk rasa.

"Yang pasti, jangan sampai anak-anak muda terprovokasi hasutan atau ajakan yang dia sendiri tidak paham. Terpenting lagi, jangan lagi ada yang malu kalau tidak ikut unjuk rasa. Mulailah berani mengambil keputusan bahwa apa yang kita lakukan harus kita pahami tujuannya. Harusnya malu kalau berunjukrasa tapi tidak paham tujuannya," kata Moeldoko.

Tak hanya itu, Moeldoko mengatakan banyak peristiwa yang menunjukkan peran anak muda dalam mengubah sejarah bangsanya. Namun ia mengingatkan adanya pameo yang buruk.

Baca Juga: Aksi Tolak UU Ciptaker, Botol Mineral Berterbangan ke Barisan Aparat

"Perlu saya ingatkan adanya pameo yang sangat buruk : “biar keliru asal heroik”. Saya menghargai anak muda yang memiliki karakter kuat. Itu modal bagi bangsa untuk selalu optimis," ucap Moeldoko.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI