Suara.com - Seorang pria di Argentina diduga dibunuh demi kepentingan ritual setanisme atau pemujaan setan. Ia ditemukan tewas dengan kepala terpenggal dan jantungnya tercungkil.
Menyadur The Sun, Rabu (28/10/2020), jasad Marcos Correa ditemukan di sebuah situs ziarah kaum pagan yang didedikasikan untuk Saint Death.
Sebelum ditemukan tak bernyawa, Correa dilaporkan terakhir terlihat pada 27 September dan dilaporkan hilang oleh keluarganya pada 4 Oktober.
Sepuluh hari kemudian, polisi menemukan pria itu terkubur di samping area kecil yang digunakan untuk ritual pemujaan San La Muerte, yang merupakan bagian dari kelompok Saint Death.
Harian lokal La Capital menyebut korban diduga kuat diambil jantungnya dalam keadaan masih hidup, sebelum kepalanya dipenggal.
Pamar korban, German Ibanez, hingga kini masih tak mengerti mengapa saudaranya itu harus dihabisi.
"Saya mengaitkannya dengan ritual karena cara eksekusinya," ujar Ibanez.
Jaksa setempat, Eduardo Lago, mengatakan terkejut dengan kasus kematian Correa. Terlebih, melihat cara pelaku menghabisi korban.
"Selama 15 tahun saya menjadi jaksa, saya belum pernah menyelidiki kejahatan yang begitu mengerikan, dilakukan dengan sangat kejam dan penuh kebencian," beber Lago.
Polisi belakangan telah menangkap dan menahan seorang pria, diidentifikasi sebagai Carlos L, diduga kuat sebagai tersangka utama aksi keji ini.
Pria berusia 34 tahun yang disebutkan kerap mengunggah gambar setan di media sosialnya ini didakwa dengan aksi pembunuhan yang disertai dengan kekejaman, kedengkian, dan kebencian agama.
Saint Death atau Santo Maut merupakan sosok yang dianggap suci oleh kaum pagan, meski kepercayaan ini mendapatkan kecaman keras dari Gereja Katolik.