Belasan Warganya Jadi Korban "Penggeledahan Invasif", Australia Protes

Rabu, 28 Oktober 2020 | 15:23 WIB
Belasan Warganya Jadi Korban "Penggeledahan Invasif", Australia Protes
Qatar Airwyas. (Pixabay/MKBWebfactory)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Belasan perempuan dalam 10 pesawat yang terbang dari Doha, Qatar menjalani penggeledahan invasif setelah seorang bayi ditemukan terlantar di toilet bandara.

Menyadur Al Jazeera, Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne mengatakan pada sidang di Senat bahwa wanita dari 10 pesawat menjadi sasaran penggeledahan, yang dia gambarkan sebagai "sangat mengganggu" dan "menyinggung".

"Kami mengetahui hal itu kemarin melalui laporan dari pos kami di Doha," katanya.

Terungkap bahwa para penumpang wanita dikeluarkan dari penerbangan Qatar Airways menuju Sydney pada 2 Oktober dan dipaksa untuk menjalani inspeksi invasif setelah adanya temuan bayi yang baru lahir di toilet bandara.

Baca Juga: Bertemu Agen, Ryuji Utomo Jadi Main ke Liga Australia?

Payne menambahkan bahwa negara lain juga memiliki kekhawatiran tentang insiden tersebut.

Payne mengatakan 18 wanita Australia dalam penerbangan ke Sydney terkena dampak, bersama dengan warga negara asing lainnya.

Kantor berita AFP melaporkan seorang penumpang wanita asal Prancis dalam penerbangan tersebut juga menjadi korban penggeledahan yang menuntut pemeriksaan seluruh bagian tubuh.

Belasan wanita tersebut mengatakan bahwa mereka dibawa dari pesawat dan digeledah di dalam ambulans yang diparkir di landasan.

Investigasi

Baca Juga: Australia Kecam Perempuan Disuruh Telanjang dan Digeledah di Bandara Doha

Perdana menteri Qatar telah memerintahkan penyelidikan yang komprehensif dan transparan atas insiden tersebut, Kantor Komunikasi Pemerintah mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu.

Kantor Komunikasi Pemerintah mengkonfirmasi melalui pernyataannya temuan seorang bayi perempuan di dalam kantong plastik di tempat sampah bandara.

"Pelanggaran hukum yang mengerikan dan mengancam nyawa ini memicu pencarian segera orang tua, termasuk pada penerbangan di sekitar tempat bayi baru lahir ditemukan," tambah pernyataan itu.

"Sementara tujuan dari pencarian yang segera diputuskan adalah untuk mencegah para pelaku kejahatan melarikan diri, Negara Qatar menyesalkan setiap penderitaan atau pelanggaran terhadap kebebasan pribadi setiap pelancong yang disebabkan oleh tindakan ini."

Serikat Pekerja Transportasi New South Wales, yang anggotanya melayani pesawat Qatar Airways di Bandara Sydney, mengatakan pada Selasa bahwa pihaknya sedang mempertimbangkan tindakan industri terhadap maskapai penerbangan tersebut atas insiden penggeledahan yang terjadi.

Payne mengatakan Australia telah mencatat keprihatinan serius tentang perlakuan penggeledahan infasif terhadap perempuan tersebut.

"Negara-negara lain yang terkena dampak sangat setuju dengan pandangan Australia dan kekuatan pandangan Australia," kata Frances Adamson, sekretaris Departemen Luar Negeri dan Perdagangan.

"Ini bukan perilaku normal standar dan Qatar menyadari hal itu dan terkejut karenanya, tidak ingin hal itu terjadi lagi." sambungnya.

Australia mendapat laporan tentang penggeledahan itu oleh seorang diplomat wanita Australia yang berada dalam penerbangan tersebut dan terkejut dengan apa yang terjadi, menurut laporan Adamson. Diplomat itu tidak digeledah.

Bandara Internasional Hamad Doha juga meluncurkan seruan pada hari Minggu agar ibu anak tersebut melapor, dengan mengatakan bahwa bayinya belum teridentifikasi tetapi aman di bawah perawatan profesional pekerja medis dan sosial.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI