Suara.com - Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW diartikan sebagai sebuah kegembiraan bagi umat Islam, umat yang diyakini telah ditolong nabi Muhammad SAW dari kegelapan. Dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad kalian juga perlu tahu sejarah Maulid Nabi Muhammad.
Berkat kelahiran Nabi Muhammad SAW, maka seluruh umat muslim saat ini memiliki hari besar lain dalam Islam.
Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW pertama kali diadakan pada abad IV Hijriah oleh Dinasti Fathimiyyun di Mesir. Penetapan peringatan pertama Maulid Nabi Muhammad SAW tersebut diungkapkan oleh Al Maqrizy, sorang ahli sejarah islam yang dituangkan dalam bukunya Al Khutath.
Dalam buku tersebut dijelaskan bahwa Dinasti Fathimiyyun lah yang pertama kali menyelenggarakan Maulid Nabi Muhammad SAW, dan diketahui sebagai dinasti yang berkuasa saat itu.
Baca Juga: Mantap Jiwa! Warung Ini Tawarkan Soto Gratis untuk Pemilik Nama Muhammad
Dinasti Fathimiyyun mampu menyelenggarakan Maulid Nabi Muhammad SAW karena dinasti tersebut telah menguasai Mesir sejak tahun 362 H dengan raja pertamanya yaitu Al Muiz lidinillah. Raja Al Muiz bahkan dikenal sebagai seorang penguasa yang tidak hanya menetapkan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW saja.
Pada awal menguasai Mesir, raja Dinasti Fathimiyyun ini telah membuat sebanyak enam perayaan hari lahir sekaligus, yaitu:
- Hari lahir (Maulid) Nabi Muhammad SAW.
- Hari lahir Ali bin Abi Thalib.
- Hari lahir Fatimah.
- Hari lahir Hasan.
- Hari lahir Husein.
- Hari lahir raja yang berkuasa.
Sejak saat itulah raja penguasa Mesir ini dan keturunan yang menjadi penguasa dari Dinasti Fathimiyyun yang terus menyelenggarakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW hingga saat ini.
Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW di Indonesia
Sementara di Indonesia, sejarah peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW tidak lepas dari peran para Wali Songo yang hingga kini diyakini sebagai para tokoh penyebar agama Islam di tanah air.
Baca Juga: Sejarah Perayaan Maulid Nabi Muhammad Sejak Dinasti Abbasiyah
Perayaan maulid Nabi Muhammad di Indonesia juga memiliki keunikan tersendiri. Hal ini tidak terlepas dari ajaran Islam yang disebarkan para Wali Songo di Pulau Jawa dengan mengadaptasi budaya Jawa. Sehingga beberapa wilayah di pulau Jawa sering menyambut peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW sebagai Grebeg Mulud.
Penamaan tersebut tidak lepas dari cara perayaan para masyarakat yang sering menggelar upacara nasi pegunungan. Dan hingga kini peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW sendiri masih terus dilakukan oleh umat muslim di Indonesia setiap tahunnya.
Peringatan ini biasanya dilakukan dengan cara membaca manakib Nabi Muhammad dalam kitab Maulid Barzanji, Maulid Sumtud Dhurar, Saroful Anam, serta bacaan-bacaan lainnya.
Uniknya, kebiasaan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ini, seluruh umat muslim yang telah membaca manakib akan disajian berbagai santapan khas yang hanya ada di peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Salah satu makanan khasnya yaitu nasi kebuli dengan daging kambing.
Demikian sejarah maulid Nabi Muhammad SAW. Bagaimana peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di daerah Anda?
Kontributor : Rishna Maulina Pratama