Akan tetapi, beberapa bagian dalam surat tersebut berisi bahwa ia meminta uang ke Bank DKI lantaran.
"Karena dia menyatakan bahwa beliau itu, di bahasanya suratnya mau minta duit ke Bank DKI karena dia punya uang di Bank DKI terus karena dia mewakili polsek-polsek. Seperti itu, jadi ngaco. Terus dia jadi pemimpinnya dan Rhoma Irama jadi wakilnya, bahasanya gak jelas. Jadi bahasanya ngaco," kata Budi.
4. Wanita Itu Menyebut Beberapa Nama Tokoh Dalam Suratnya, Salah Satunya Ani Yudhoyono
Kepala Biro Umum Setda Provinsi DKI Jakarta, Budi Awaludin mengatakan, dalam suratnya wanita yang diduga tidak waras mengatasnamakan dirinya sebagai ibu negara RI, Ernawati Ululaya Nias. Ia turut menyebut sebagai anak bunda Ani Yudhoyono, Rhoma Irama hingga Kapolsek Jatinegara.
Dari isi suratnya yang terkesan mengada-ada, Budi kemudian menduga bahwa emak-emak tersebut mengalami gangguan jiwa.
"Kita juga sebenernya, saya melihat itu bahasa yang gak baik. (Strukturnya) gak bagus. Dan itu memang bahasa asal dan gak jelas itu surat apa. Karena dia menyatakan bahwa beliau itu, di bahasanya suratnya mau minta duit ke Bank DKI karena dia punya uang di Bank DKI, terus karena dia mewakili polsek-polsek. Seperti itu, jadi ngaco," kata Budi kepada wartawan, Rabu (28/10/2020).
5. Wanita Itu Dilaporkan Lagi Gegara Buat Laporan Dianiaya Tentara
Setelah sempat dilepaskan karena diduga alami gangguan jiwa, emak-emak berhijab yang nekat mau membakar gedung Balai Kota DKI Jakarta kembali dilaporkan ke Polsek Gambir.
Pelaporan itu dilakukan Pemprov DKI lantaran wanita itu membuat laporan karena mengaku-ngaku telah dianiaya prajurit TNI.
Baca Juga: Ngaku Dianiaya Tentara, Wanita yang Mau Bakar Kantor Anies Dilaporkan Lagi
Kepala Biro Umum Setda Provinsi DKI Jakarta, Budi Awaludin yang tadinya berpikir emak-emak tersebut tidak waras menjadi berubah pikiran. Ia sekaligus mengklarifikasi bahwa pelaporan yang diklaim emak-emak tidak benar.