Menurut dia ucapan tersebut menunjukkan pikiran Macron kerdil dan dapat membahayakan upaya membangun dunia yang harmonis.
"Simbol agama adalah sakral bagi pemeluknya. Bagi umat Islam, Nabi Muhammad SAW adalah sosok paling penting. Ucapan Macron jelas melukai hati ummat Islam di seluruh dunia, kita sangat marah atas penghinaan ini," katanya.
Dia menilai pernyataan Macron telah memantik Islamofobia, juga mendorong kebencian terhadap pemeluk agama sehingga ucapannya telah menodai prinsip-prinsip kebebasan dan nilai-nilai universal.
Menurut Sukamta yang lebih memprihatinkan ucapan Macron adalah sangat tendesius dan dirinya menduga Macron sedang berupaya mendapat dukungan politik dari kelompok sayap kanan dan esktrem kanan di Prancis.
"Beberapa analisa menyebut tujuan Macron adalah terpilih kembali pada 2022, maka dia membuat isu soal keamanan yang selama ini menjadi titik lemahnya," katanya.
Menurut laporan BBC Indonesia, Kementerian luar negeri Prancis telah mengeluarkan peringatan kepada warganya di Indonesia, Bangladesh, Irak dan Mauritania, agar berhati-hati.
Warga Prancis diminta untuk menghindar protes terkait kartun Nabi Muhammad dan menghindari kerumunan.
Macron mengangkat soal kartun Nabi Muhammad menyusul pemenggalan seorang guru yang menunjukkan kartun itu kepada para muridnya.
Saat memberikan penghormatan kepada guru itu, Macron mengatakan Prancis "tidak akan berhenti (menerbitkan) kartun kami."
Baca Juga: Anggota DPR Puji Menlu Panggil Duta Besar Prancis