Suara.com - Politisi Partai Gerindra Fadli Zon mengkritik keras Staf Ahli Menkominfo RI Henri Subiakto yang menurutnya tidak cakap dalam berbicara.
Fadli Zon mengatakan penyampaian Henri Subiakto terkait hoaks Covid-19 tidak mutu sampai ia kemudian nampak tertawa.
Pernyataan itu dikemukakan Fadli Zon dalam acara Indonesia Lawyers Club, Selasa (27/10/2020) malam.
Dalam acara tersebut, Fadli Zon menanggapi Henri Subiakto yang mulai menyampaikan gagasan terkait banyaknya hoaks dan diskomunikasi belakangan ini.
Baca Juga: Penelitian: Risiko Penularan Covid-19 di Pesawat Ternyata Sangat Rendah
"Kominfo prihatin, saat menangani kasus kemanusiaan seperti sekarang, tapi di negara kita masih banyak hoaks. Masih banyak diskomunikasi terjadi. Kami catat sampai ada 2.031 hoaks dan diskomunikasi," kata Henri Subiakto seperti dikutip Suara.com.
Henri Subiakto nampak tak habis pikir dengan hoaks yang dewasa kini beredar. Padahal menurutnya hoaks kebanyakan baru muncul menjelang Pemilihan Presiden.
Pemaparan Henri Subiakto dipotong oleh Fadli Zon yang memintanya menjelaskan secara terperinci adanya hoaks agar masyarakat tidak meraba-raba.
"Bisa dicontohkan biar tidak meraba-raba," potong Fadli Zon.
Henri Subiakto menimpali dengan menyebut beberapa hoaks terkait vaksin.
Baca Juga: Terinspirasi Semut Nabi Ibrahim, Pria di Sukabumi Sembuh dari Covid-19
"Tadi sudah banyak. Vaksin saja belum ada kok sudah dibilang haram. MUI mengatakan tidak halal padahal baru saja kirim personal ke Cina. Vaksin merubah DNA, membuat mandul, dan sebagainya," ungkap Henri Subiakto.
Merasa berseberangan, Fadli Zon dengan tegas mengatakan bahwa apa yang dimaksud Henri Subiakto bukan merupakan hoaks, melainkan percakapan.
Menurut Fadli Zon, beredarnya berbagai versi kabar tersebut semata-mata karena pemerintah gagal berkomunikasi dengan rakyat.
"Bukan hoaks tapi ruang percakapan. Kita harus membedakan hoaks dan percakapan," tegas Fadli Zon.
"Itu kenapa bisa terjadi? Karena pemerintah gagal mengkomunikasikan ke rakyat. Kegagalan itu tidak ada kepastian. Bagian dari Publik Distrust," imbuhnya.
Dengan nampak sedikit gelagapan, Henri Subiakto mengaku mempermasalahkan orang yang bercakap bukan pada kompetensinya.
"Misalnya termogun berbahaya bagi otak. Yang bicara bukan ahli kesehatan, tetapi politisi," tukasnya.
Lebih lanjut lagi, Henri Subiakto menuturkan bahwa perihal Covid-19, seluruh negara masih trial and error.
Oleh sebab itu, pemerintah selalu menyesuaikan keadaan engan permasalahan baru. Kendati begitu, Henri Subiakto menyayangkan adanya hoaks yang disangkutpautkan dengan politik.
Saat ditanya contohnya oleh Fadli Zon, Henri Subiakto terkesan berputar-putar. Hal tersebut membuat Fadli Zon tertawa sembari menegurnya.
"Kok gak mutu banget omongannya. Yang jelas!" tandas Fadli Zon kemudian tertawa sinis.
Setelahnya, Henri Subiakto menyinggung soal stempel Kominfo soal hoaks. Namun, lagi-lagi dibantah oleh Fadli Zon.
"Stempelnya salah! Ini kan negara demokrasi, kita bisa bercakap-cakap," kata Fadli Zon keras.
Dalam kesempatan tersebut, Fadli Zon juga menilai sikap Henri Subiakto tidak mencerminkan bahwa ia adalah Staf Ahli Menkominfo.
"Bapak ini bidang kominfo tapi tidak ahli komunikasi dan logika. Seolah-olah menyampaikan semua pernyataan pemerintah benar," kritik Fadli Zon.
Untuk diketahui, Indonesia Lawyers Club kemarin membahas perihal vaksin Covid-19. Henri Subiakto sendiri membahas soal hoaks yang banyak beredar di masyarakat.
Lihat video selengkapnya disini.