Paus Fransiskus Dikritik Gegara Jarang Pakai Masker saat Pertemuan

Selasa, 27 Oktober 2020 | 17:59 WIB
Paus Fransiskus Dikritik Gegara Jarang Pakai Masker saat Pertemuan
Paus Fransiskus dalam Misa Jumat Agung untuk memperingati Sengsara dan Wafat Yesus, di Basilika Santo Petrus, Vatikan (10/4/2020) di masa lockdown Tahta Suci Vatikan serta Italia untuk menghentikan penyebaran pandemi Covid-19 [AFP/Pool/Andrew Medichini].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Paus Fransiskus menghadapi sejumlah kritikan lantaran dianggap jarang terlihat memakai masker ketika mengadakan pertemuan, bahkan di dalam ruangan.

Menyadur The Guardian, Selasa (27/10/2020), sejumlah tokoh Katolik penting menyebut Paus harus memberi teladan di tengah pandemi virus corona, sekaligus melindungi kesehatannya sendiri.

Seorang jurnalis yang telah meliput Vatikan selama 30 tahun, Robert Mickens, pada awal Oktober ini mengunggah foto Paus yang melakukan pertemuan di dalam ruangan tanpa memakai masker, menyebutnya sebagai gambar yang "sangat menganggu."

"Dengan banyaknya orang, beberapa di antaranya menurunkan masker ketika berbicara dengannya, dan Paus mengecup tangan pendeta yang baru saja ditahbiskan," cuit Mickens melalui Twitternya.

Baca Juga: Pasien Covid-19 di Belgia Membeludak, Dokter Positif Corona Tetap Kerja

Sementara pekan lalu, pendeta sekaligus jurnalis Yesuit, Thomas Reese, menyurati Paus Fransiskus, mengomentari aksinya kerap tak memakai masker.

Cuitan jurnalis Vatikan Robert Mickens tentang Paus Fransiskus yang tak memakai masker di pertemuan. (Twitter/robinrome)
Cuitan jurnalis Vatikan Robert Mickens tentang Paus Fransiskus yang tak memakai masker di pertemuan. (Twitter/robinrome)

Dalam surat itu, Reese mengatakan Paus, "harus lebih tahu" dan menjelaskan enam alasan mengapa Paus Fransiskus harus memakai masker.

"Sebagai seorang Kristen, apalagi Paus, anda memiliki kewajiban untuk menjadi teladan yang baik bagi seluruh dunia. Anda saat ini memberikan contoh yang buruk," tulis Reese.

Lebih jauh Reese menyebut, "Anda harus mengikuti aturan anda sendiri. Ketika pendeta menempatkan diri di atas aturan, kami menyebutnya klerikalisme, dosa yang sangat anda kecam."

Akhir pekan lalu, Paus bertemu Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez di Vatikan, di mana keduanya terlihat tak memakai masker.

Baca Juga: Tak Mampu Kendalikan Pandemi Covid-19, AS Kibarkan Bendera Putih

Kendati Pedro memakai masker ketika tiba di Vatikan, namun saat pertemuan pribadi, ia bersama para ajudannya melepas masker.

Sementara pekan lalu, Paus Fransiskus memakai topeng selama kebaktian doa di Roma, kedua kalinya ia terlihat menggunakan masker di hadapan publik.

Kemudian esok hari setelah kebaktian di Roma, Paus menghadiri audiensi di auditorium Vatikan tanpa memakai masker. Bahkan ketika menyapa, berjabat tangan, dan bercakap-cakap erat dengan setengah lusin uskup di akhir acara.

Penulis biografi Paus, Austen Iverigh, memandang perilaku Paus Fransiskus terkait masker ini sebagai upaya untuk bisa seimbang.

"Dia jelas mencoba untuk mencapai keseimbangan. Dia ingin tetap terbuka dan dapat diakses, di saat yang sama menjaga jarak sosial," kata Iverigh.

"Semua orang mencoba menemukan keseimbangannya sendiri, tapi saya tahu dia kurang bertanggung jawab dari ekspektasi beberapa orang," imbuhnya.

Iverigh disebutkan menyambangi Paus Fransiskus di Vatikan pada September. Saat itu, Paus juga tak memakai masker.

"Tetapi mereka mengukur suhu tubuh saya, mereka melakukan banyak tindakan pencegahan," tutur Iverigh, menambahkan Paus Fransiskus saat itu dalam kondisi sangat sehat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI