Suara.com - Intelektual Nahdlatul Ulama (NU) Ulil Abshar Abdalla atau Gus Ulil mengkritik pemerintahan yang gencar menyerukan revolusi industri 4.0. Namun, pola pikir pemerintah justru masih terbelakang.
Hal itu disampaiakn oleh Gus Ulil melalui akun Twitter miliknya @ulil. Ia mengkritik sikap pemerintah yang dinilainya tidak sesuai dengan kenyataan.
"Pemerintah ini gemar sekali memakai istilah Revolusi Industri 4.0 tetapi mind-set yang dipakai masih terperangkap pada Revolusi Industri 3.0 atau malahan 2.0," kata Gus Ulil seperti dikutip Suara.com, Selasa (27/10/2020).
Dalam revolusi industri 4.0, seluruh sektor industri akan dominan menggunakan memanfaatkan teknologi digital.
Baca Juga: Jokowi Ucapkan Tanpa Beban Pimpin RI, Ulil: Ternyata Maknanya Berbeda
Indonesia sendiri telah meluncurkan peta jalan Making Indonesia 4.0 sebagai salah satu kesiapan memasuki era industri 4.0.
Meski demikian, Gus Ulil 'pola pikir' pemerintah hingga kini belum siap untuk memasuki revolusi industri 4.0
Ia memberikan contoh sikap pemerintah yang sampai saat ini belum diperbarui ke Revolusi Industri 4.0 yaitu mengekploitasi alam secara habis-habisan.
Selain itu, pemerintah juga masih menerapkan pembayaran murah untuk para buruh.
"'Mind-set' yang dipakai masih terperangkap pada revolusi industri 3.0 atau malahan 2.0 yaitu memanfaatkan buruh murah dan eksploitasi alam habis-habisan," tuturnya.
Baca Juga: Lagi! Ribuan Buruh Se-Indonesia akan Turun ke Jalan 9 dan 10 November
Kritik UU Cipta Kerja
Gus Ulil beberapa kali menyampaikan kritik terhadap pemerintah terkait pengesahan UU Omnibus Law Cipta Kerja.
Belum lama ini, Gus Ulil mengomentari kabar terkait Presiden Jokowi yang mengingatkan para menteri soal buruknya komunikasi publik.
Pria yang kerap disapa Gus Ulil ini menyinggung tindakan Presiden Jokowi beberapa waktu silam, saat buruh, mahasiswa, dan sejumlah elemen masyarakat lainnya turun ke jalan memprotes UU Omnibus Law Cipta Kerja.
Diketahui bahwa saat aksi unjuk rasa terjadi, Presiden Jokowi kedapatan tengah melakukan kunjungan kerja di Kalimatan Tengah.
Selama di Kalimantan Tengah, Presiden Jokowi mengunjungi beberapa tempat. Salah satunya adalah kawasan lumbung bangan yang sedang dikembangkan, berikut tanaman padi, keramba ikan, serta peternakan bebek yang di Kecamatan Pandih Batu.
Menurut Ulil Abshar Abdalla, tindakan Presiden Jokowi tersebut lah yang justru memperlihatkan bahwa komunikasi publik pemerintah saat ini buruk.
"Pak Jokowi, nyuwun sewu, njenengan pergi ke Kalteng (Kalimantan Tengah) dan bertemu bebek di sana pada saat buruh dan mahasiswa protes di Ibu Kota, itu juga komunikasi yang buruk. Teramat buruk malahan, menurut saya. Apakah bebek lebih berharga ketimbang buruh?" kata Gus Ulil.