Suara.com - Tiga belas orang dinyatakan hilang saat Topan Molave menghantam Filipina, yang memicu banjir, menerbangkan atap, dan menumbangkan pohon. Kejadian ini disampaikan badan bencana negara itu.
Mark Timbal, juru bicara Dewan Manajemen dan Pengurangan Risiko Bencana Nasional (National Disaster Risk Reduction and Management Council/NDRRMC) Filipina, mengatakan bahwa 12 nelayan dari Catanduanes, sebuah provinsi pulau di Wilayah Bicol, dilaporkan hilang.
NDRRMC masih menggali informasi lebih lanjut dari kantor-kantor cabang mereka di sejumlah daerah, imbuh Timbal.
Selain itu, Penjaga Pantai Filipina (Philippine Coast Guard/PCG) melaporkan bahwa satu orang hilang setelah sebuah yacht tenggelam di lepas pantai Kota Bauan di Provinsi Batangas, Manila selatan. Tujuh awak lainnya dari kapal tersebut berhasil diselamatkan, kata PCG.
Baca Juga: Filipina Diterjang Badai Molave, 12 Nelayan Dilaporkan Hilang
Topan Molave melanda pertama kali di Tabaco City di Wilayah Bicol, Manila selatan, pada Minggu (25/10) malam waktu setempat.
Dalam sebuah laporan, NDRRMC mengatakan, tidak ada korban meninggal akibat topan tersebut. Namun, badan itu mengatakan bahwa topan, yang bergerak dengan kecepatan 125 km per jam dan embusan angin berkecepatan hingga 150 km per jam, sejauh ini berdampak pada sedikitnya 4.316 keluarga di setidaknya empat wilayah selatan Manila dan Wilayah Administratif Cordillera di Filipina utara.
Pemerintah mengimbau masyarakat di provinsi-provinsi yang berada di jalur topan untuk waspada terhadap banjir dan tanah longsor.
Penjaga pantai mengatakan, lebih dari 1.000 pengemudi truk kargo, pekerja, dan penumpang dari 20 lebih kapal dan kapal kargo terdampar di 30 lebih pelabuhan di daerah-daerah yang terdampak.
Biro cuaca negara itu memperingatkan bahwa topan tersebut akan menimbulkan curah hujan lebih tinggi di banyak provinsi dan wilayah, termasuk di ibu kota Manila.
Baca Juga: Badai Molave Terjang Filipina, Sebabkan Banjir dan 25.000 Warga Mengungsi
Molave adalah topan atau badai tropis ke-17 yang menghantam Filipina tahun ini di tengah pandemi Covid-19.
"Topan Saudel, yang melanda Filipina pekan lalu, juga memicu banjir dan memaksa lebih dari 20.000 orang mengungsi. Topan itu juga merusak tanaman pertanian dan jalanan," kata badan itu dilansir laman Xinhua, Selasa (27/10/2020).
Sekitar 20 topan dan badai tropis menghantam Filipina setiap tahun. Negara kepulauan di Asia Tenggara berpenduduk 110 juta jiwa itu sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi.
Topan Molave bertiup ke barat dengan kecepatan 25 km per jam. Topan itu diperkirakan akan bertiup menuju Laut China Selatan pada Selasa (27/10) pagi waktu setempat.