Suara.com - Prancis mendesak negara-negara Arab untuk mengakhiri seruan boikot sebagai protes atas pembelaan Presiden Emmanuel Macron untuk menayangkan kartun Nabi Muhammad.
Menyadur Gulf News, Kementerian luar negeri Prancis mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada hari Minggu bahwa dalam beberapa hari terakhir ada seruan untuk memboikot produk Prancis, terutama makanan di sejumlah negara di timur tengah.
Selain itu juga ada seruan untuk melakukan aksi demonstrasi melawan Prancis atas penerbitan karikatur Nabi Muhammad.
Di Yordania, Qatar dan Kuwait sejumlah supermarket sudah tidak menjual barang-barang yang berasal dari Prancis.
Baca Juga: Meski Populer, Ini 8 Fakta Tentang Menara Eiffel yang Tak Banyak Diketahui
Di Kuwait, serikat retail besar telah memerintahkan pemboikotan barang-barang Prancis. Serikat Non-pemerintah dari Masyarakat Koperasi Konsumen mengatakan telah mengeluarkan arahan sebagai tanggapan atas penghinaan terhadap Nabi Muhammad.
"Seruan boikot ini tidak berdasar dan harus segera dihentikan, serta semua serangan terhadap negara kami yang didorong oleh minoritas radikal," kata pernyataan Kemenlu Prancis.
Pada hari Minggu, Macron mengatakan di akun Twitternya: "Kami tidak akan pernah menyerah. Kami tidak menerima pidato kebencian dan mempertahankan debat yang masuk akal," cuit Macron.
Tagar yang menyerukan boikot jaringan supermarket Prancis, Carrefour, menjadi topik paling trending kedua di Arab Saudi.
Sementara itu, protes terlihat di Libya, Suriah, dan Jalur Gaza. Protes tersebut berasal dari komentar yang dibuat oleh Macron setelah kasus pemenggalan seorang guru sejarah yang menunjukkan kartun Nabi Muhammad di kelasnya.
Baca Juga: 'Musuhi' Islam, Erdogan Pertanyakan Kesehatan Mental Emmanuel Macron
Macron mengatakan bahwa gurunya dibunuh karena para Islamis menginginkan masa depannya, tetapi Prancis tidak akan melepaskannya.
Para pemimpin politik di Turki dan Pakistan juga ikut menyerang Macron, menuduhnya tidak menghormati kebebasan berkeyakinan dan meminggirkan jutaan Muslim di Prancis.
Pada hari Minggu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyarankan, untuk kedua kalinya, bahwa Macron harus menjalani perawatan mental atas pandangannya tentang Islam. Komentar tersebut membuat Prancis menarik duta besarnya dari Turki.
Kementerian Luar Negeri Prancis mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Minggu malam bahwa para diplomatnya sedang bergerak untuk menanyakan kepada negara-negara di timur tengah untuk tidak mendukung seruan boikot dan untuk memberikan jaminan bahwa warga Prancis akan aman.
Perdana Menteri Pakistan Imran Khan menulis di akun Twitternya bahwa Macron memilih "untuk mendorong Islamofobia dengan menyerang Islam daripada teroris" dan "dengan sengaja memprovokasi Muslim, termasuk warganya sendiri."
Organisasi Kerja Sama Islam yang beranggotakan 57 negara, yang berkantor pusat di Arab Saudi, pada hari Jumat mengutuk praktik penerbitan karikatur Nabi Muhammad dan berjanji akan terus mencela pembenaran untuk penistaan agama apa pun atas nama kebebasan berekspresi.