Rawan Covid, Anies Klaim Pernah Minta ke Pusat untuk Batalkan Libur Panjang

Senin, 26 Oktober 2020 | 14:06 WIB
Rawan Covid, Anies Klaim Pernah Minta ke Pusat untuk Batalkan Libur Panjang
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengunjungi pedagang ikan di Pasar Tomang Barat, Jakarta Barat, Jumat (12/6/2020). [Instagram @grogolpetamburan_official]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah telah memberikan jatah cuti bersama pada 28 dan 30 Oktober 2020 mendatang. Dengan demikian, akan terjadi libur panjang karena ditambah libur Maulid Nabi pada 29 Oktober dan akhir pekan.

Berkaca dari libur panjang sebelumnya ketika bulan Agustus, klaster corona justru muncul dan penularan semakin banyak. Hal ini lantas menimbulkan kekhawatiran pada libur panjang bulan ini.

Menanggapi hal ini, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengaku juga khawatir libur panjang akan menjadi ajang penularan corona massal. Karena itu ia mengklaim sudah pernah meminta ke Pemerintah Pusat untuk membatalkan cuti bersama.

"Sebetulnya tiga Minggu yang lalu kita sudah menganjurkan dalam rapat pertemuan dengan gugus, coba dipertimbangkan soal liburnya, libur panjangnya," ujar Anies di Polda Metro Jaya, Senin (28/10/2020).

Baca Juga: Libur Panjang, Tiket Penerbangan ke Yogyakarta Ludes untuk Tanggal 28

Anies menyebut sarannya tak dilaksanakan oleh pemerintah pusat. Akhirnya libur panjang di tengah pandemi tetap dijalankan.

"Tapi pemerintah pusat sudah memutuskan tetap jalan libur panjangnya," jelasnya.

Karena itu, ia mengaku sudah menerima keputusan dari Pemerintah Pusat untuk tetap menjalankan libur panjang. Namun ia meminta jajarannya bersiap jika ada klaster corona libur panjang.

"Ya sudah, keputusan pemerintah pusat itu sekarang kita jalani antisipasi semua side effectnya," tuturnya.

Beberapa cara yang dilakukannya adalah dengan memastikan protokol kesehatan pencegahan penularan Covid-19 saat liburan tetap berjalan. Selain itu ia tempat yang bakal sering dikunjungi seperti restoran juga harus membatasi kapasitasnya.

Baca Juga: Kuta Dihantam Corona, Dulu Hampir Seribu Kini Hanya Puluhan Porsi

"Kita tahu dalam ketentuannya kalau sekeluarga kan boleh bersama-sama. Kalau datang ke restoran satu keluarga kan boleh satu meja," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI