Suara.com - Kepala Satpol PP DKI Jakarta, Arifin, mengklaim masyarakat ibu kota semakin taat menggunakan masker di tengah pandemi Covid-19. Keterangan ini berbeda dengan Gubernur Anies Baswedan.
Arifin mengatakan pada masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi kali ini, jumlah pelanggar protokol kesehatan yang ditindak semakin menurun. Klaim ini didapatkan setelah ia membandingkan data pelanggar saat PSBB pertama dan transisi sebelum pengetatan.
"Kalau disandingkan dengan yang lalu memang terjadi penurunan pelanggaran," ujar Arifin saat dikonfirmasi, Senin (26/10/2020).
Dalam dua pekan terakhir penerapan PSBB transisi, ditemukan 11 ribu pelanggaran pemakaian masker. Namun mereka disebutnya bukan hanya tidak membawa masker, tapi juga tidak memakainya dengan benar.
Baca Juga: Petaka Hidup di Komunitas Anti-Masker: Keluarga Hancur Dihantam Corona
Masyarakat kata Arifin, sebenarnya sudah sadar akan pentingnya penggunaan masker. Namun perlu diedukasi lagi lebih lanjut mengenai cara memakainya.
"Penggunaan maskernya yang tidak sesuai dengan apa yang kita harapakan sesuai dengan ketentuan protokol kesehatan ya bahwa mengunakan masker itu wajib menutupi hidung, mulut hingga dagu," jelasnya.
Karena itu, ia menyebut pihaknya masih gencar melakukan inspeksi penggunaan masker hingga ke perkampungan. Dengan cara ini, ia berharap masyarakat bisa sadar dan teredukasi mengenai penggunaan masker.
"Mudah-mudahan ini salah satu upaya yang kita lakukan menumbuhkan kedisiplinan masyarakat makin sadar, makin baik lagi masyarakat untuk patuh terhadap protokol kesehatan," pungkasnya.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah memutuskan untuk memperpanjang masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi. Setelah dijalankan selama dua pekan, Anies menyebut kepatuhan masyarakat menggunakan masker berkurang.
Baca Juga: Seharian Pakai Masker Picu Masalah Kulit, Simak 4 Cara Mencegahnya
Ia menjelaskan, terjadi penurunan sebanyak 4 persen sejak Jakarta menerapkan PSBB transisi pada 12 Oktober lalu. Data ini disebutnya berasal dari Unicef yang diamati oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI).
"Terjadi penurunan tren kepatuhan pada perilaku memakai masker dari 75 persen pada 12 Oktober 2020 menjadi 71 persen pada 24 Oktober 2020," ujar Anies kepada wartawan, Minggu (25/10/2020).
Tak hanya masker, kepatuhan menjaga jarak disebutnya juga menurun. Anies menyebut terjadi penurunan tren kebiasaan menjaga jarak sebanyak 2 persen.
"Kepatuhan menjaga jarak dari 75 persen pada 12 Oktober 2020 menjadi 73 pesen pada 24 Oktober 2020," tuturnya.
Kendati demikian, ada peningkatan tren kebiasaan mencuci tangan. Dari ketika 12 Oktober sebanyak 39 persen rutin masyarakat mencuci tangan bertambah 4 persen.
"Terjadi perbaikan perilaku mencuci tangan dari 39 persen pada 12 Oktober 2020) menjadi 43 persen pada 24 Oktober 2020," jelas Anies.