Suara.com - Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jakarta menyesali alokasi anggaran dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dari pinjaman pemerintah pusat oleh Gubernur Anies Baswedan. Sebab dana yang tahun ini diterima Rp 3,2 triliun itu kebanyakan dipakai untuk melanjutkan proyek.
Anggota fraksi PDI-P DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak mengatakan Anies lebih memilih menggunakan dana itu untuk keperluan melanjutkan pembangunan Jakarta International Stadium (JIS) hingga Taman Ismail Marzuki (TIM).
Ia menganggap hal ini sangat melukai perasaan rakyat. Sebab dana pinjaman tersebut tidak dipakai untuk memenuhi keperluan rakyat yang terdampak karena Covid-19.
"Ini sangat melukai perasaan rakyat, sedikitpun tidak ada rencana alokasi dana untuk langsung ke rakyat dari Pinjaman PEN sebesar Rp 3,265 triliun. Padahal terminologi yang digunakan adalah untuk pemulihan ekonomi," ujar Gilbert kepada wartawan, Senin (26/10/2020).
Baca Juga: Dua Pekan PSBB Transisi, Anies Sebut Pemakaian Masker Berkurang
Gilbert menuturkan, seharusnya di masa pandemi ini Anies memberikan bantuan tunai kepada warga dan modal untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Sementara bantuan sosial dalam bentuk sembako disarankan untuk disetop.
"Hasil penelitian mis oleh CSIS dan juga pendapat pakar/mantan Menkeu mengatakan bahwa sebaiknya UMKM digalakkan, dan dana tunai diberikan," jelas Gilbert.
Terlebih lagi saat ini kondisi ekonomi dan kesehatan masyarakat benar-benar terpuruk. Kebutuhan seperti pangan hingga tagihan-tagihan lainnya juga terus saja berjalan.
Pemerintah Pusat disebutnya sudah melakukan upaya melalui berbagai program dari bantuan modal, subsidi gaji, dan lainnya. Namun Anies justru disebutnya tak melakukan hal serupa.
"Sangat disayangkan Pemprov DKI lebih mengutamakan menutupi kekurangan dana proyeknya karena salah prediksi, daripada membantu warga yang terpuruk," tuturnya.
Baca Juga: Perpanjang PSBB Transisi, Anies Klaim Kasus Corona di Jakarta Mulai Landai
Karena itu, ia menilai saat ini ibu kota memerlukan pemimpin yang memang memikirkan rakyatnya. Anies dianggapnya terlalu bamyak narasi dan malah tak aksinya.
"Ini hanya bisa diharapkan dari seorang pemimpin yang hatinya tulus ingin mengabdi kepada rakyat. Narasi seorang pemimpin tanpa disertai aksi, adalah ibarat tong kosong," pungkasnya.