Suara.com - Wakil Presiden Maruf Amin mengatakan saat ini masih banyak orang terjebak dalam mental pencitraan dengan mempublikasikan perbuatan amalnya melalui berbagai media sosial.
Hal itu dikatakan Maruf saat memberikam sambutan dalam acara Haul ke-39 KH Abdul Hamid bin Abdullah bin Umar atau dikenal dengan Mbah Hamid Pasuruan secara virtual dari Jakarta, Senin (26/10/2020).
Menurutnya, dengan mengutamakan publikasi tersebut, orang justru mengesampingkan niat untuk berbuat baik itu sendiri
“Saat ini banyak orang terjebak pada mentalitas syuhrah, yaitu mentalitas pencitraan diri agar dikenal luas. Amal kebaikan yang dilakukan diorientasikan agar di-cover media secara luas. Motivasinya hanya untuk membentuk citra diri, bukan berbuat kebajikan itu sendiri,” katanya seperti disitat dari Antara.
Baca Juga: Tiga Bank Syariah Digabung, Wapres: Asetnya Capai Rp390 Triliun Pada 2025
Banyaknya media publikasi di era digital saat ini, lanjut Maruf, justru digunakan oleh sebagian orang sebagai alat ukur terhadap kebaikan orang lain. Padahal, tidak semua hal yang dipublikasikan tersebut memiliki dampak positif, tegasnya.
“Publisitas di era digital ini seakan menjadi kata kunci untuk mengukur kebaikan seseorang. Padahal belum tentu apa yang di-publish tersebut mempunyai dampak positif yang lebih besar daripada yang tidak di-publish,” katanya.
Oleh karena itu, Maruf berharap umat Islam lebih menekuni sikap Mbah Hamid yang menerapkan ajaran khumul, dengan mengutamakan pada kegiatan kebaikan dan menutupi kebaikan tersebut supaya tidak diketahui orang lain.
“Saya sangat mengagumi Mbah Hamid yang dalam kehidupan kesehariannya sangat tawadu, sederhana dan menjauh dari publisitas. Hal seperti itu dalam tradisi ilmu tasawuf dikenal dengan khumul, yaitu fokus pada aktifitas kebaikan dengan membungkus dan menutupinya agar tidak diketahui orang lain,” jelasnya.
Perkembangan teknologi digital harus dapat dimanfaatkan dengan benar untuk tujuan kebaikan. Alih-alih untuk memamerkan kebaikan, media sosial seharusnya digunakan untuk menyebarkan ajaran agama Islam dengan baik, kata Maruf.
Baca Juga: Wapres Maruf Ingin Indonesia Jadi Produsen Produk Halal Dunia Pada 2024
Salah satu cara memanfaatkan teknologi digital untuk kemaslahatan umat Islam ialah melalui penyebaran dakwah.
“Meskipun begitu dakwah melalui media digital sesungguhnya juga diperlukan pada era saat ini karena dakwah melalui digital jangkauannya lebih luas dan dapat dilakukan kapan dan di mana saja,” ujarnya.