Suara.com - Presiden Polandia Andrzej Duda positif terinfeksi virus Corona pada Sabtu (24/10/2020). Dia pun meminta maaf kepada orang-orang yang sempat berkontak dengannya.
Menyadur States Ville, Minggu (25/10/2020), Duda (48) dalam rekaman yang dipublikasikan di Twitter, mengaku tidak mengalami gejala Covid-19.
"Tapi sayangnya, hasil tes [Covid-19] ini tidak ambigu," kata Andrzej Duda.
"Saya ingin meminta maaf kepada semua yang terkena prosedur karantina karena bertemu saya dalam beberapa hari terakhir."
Baca Juga: HUT ke-56 Golkar, Jokowi Klaim Perekonomian Indonesia Segera Pulih
Duda menegaskan bahwa dia tak merasakan gejala apapun meski terinfeksi virus Corona. Oleh sebabnya, dia tetap menggelar pertemuan sebelum mengetahui dia terpapar.
"Jika saya memiliki gejala virus corona, percayalah, semua pertemuan akan dibatalkan," kata Duda.
Terinfeksinya Duda datang di tengah lonjakan besar dalam kasus baru COVID-19 yang dikonfirmasi dan kematian terkait virus di Polandia.
Sebelumnya, negara berpenduduk 38 juta itu sempat menjadi salah satu negara dengan tingkat infeksi yang sangat rendah di musim semi.
Kendati harus mengisolasi diri, proses pemerintahan polandia diklaim tidak akan banyak terganggu. Perdana Menteri Mateusz Morawiecki akan menggantikan perannya.
Baca Juga: IMA Keluarkan 5 Butir Deklarasi Agar RI Keluar dari Pandemi Covid-19
Sebagai presiden, Duda memang memiliki peran membimbing kebijakan luar negeri dan menandatangani undang-undang.
Tetapi banyak dari tugasnya bersifat seremonial, dan sebagian besar tanggung jawab untuk menjalankan negara dibebankan pada Morawiecki.
Polandia pada Sabtu melaporkan 13.628 kasus baru yang dikonfirmasi dan rekor jumlah kematian harian COVID-19, yakni 179.
Jumlah kasus harian itu menjadi rekor tertinggi yang tercatat selama pandemi berlangsung. Sebelumnya, kasus harian tertinggi terjadi pada Jumat.
Polandia termasuk negara yang cukup menderita akibat pandemi Covid-19. Demonstrasi bahkan sempat terjadi lantaran pemerintah melakukan pembatasan sosial untuk menekan jumlah kasus infeksi.
Demi membubarkan massa, polisi menggunakan semprotan merica pada Sabtu. Pengunjuk rasa yang turun ke jalan adalah kelompok pengusaha, politisi sayap kanan, penggemar sepak bola, penyangkal virus, dan penentang vaksin.
Para pengunjuk rasa, banyak yang tidak mengenakan topeng pelindung, melanggar batas pertemuan publik.
Polisi mengatakan beberapa pengunjuk rasa melemparkan botol dan benda lain ke arah mereka, dan mereka dipaksa untuk menanggapi.