Ruhut: Dulu Kalau Si FZongos Komentar Langsung Kutanggapi, Kini Cuma Ketawa

Siswanto Suara.Com
Sabtu, 24 Oktober 2020 | 11:39 WIB
Ruhut: Dulu Kalau Si FZongos Komentar Langsung Kutanggapi, Kini Cuma Ketawa
Anggota Bidang Hukum Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Ruhut Sitompul. (Suara.com/Achmad Ali)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kali ini politikus PDI Perjuangan Ruhut Sitompul menyindir salah seorang tokoh yang getol mengomentari langkah pemerintah.

Ruhut tidak menyebut nama tokoh tersebut secara jelas, kecuali inisial, itu pun ditambahi dengan ungkapan. Suara.com sudah mencoba menghubungi Ruhut melalui telepon untuk konfirmasi mengenai siapa sesungguhnya  tokoh itu, namun dia belum menanggapi sampai berita ini dilaporkan.

Lewat media sosial, Ruhut mengatakan belakangan ini kalau mengetahui komentar tokoh tersebut, hanya tertawa saja, tidak sepertu dulu langsung merespons.

"Dulu kalau si FZongos komentar aku sama dengan kalian langsung nanggapi, tapi kalau sekarang hanya tertawa termehek-mehek anggap saja orang gila cari panggung ha ha ha," kata Ruhut melalui akun Twitter.

Baca Juga: Saran Buat Denny dan Ruhut yang Sering Jadi Pahlawan Saat Jokowi Dikritik

Sindiran Ruhut kepada tokoh tersebut ditanggapi banyak warganet. Sebagian dari mereka mengait-ngaitkan dengan salah seorang politikus yang partainya mendukung pemerintah.

"Ya bang aku heran sekali bang, kok ada orang yang partainya mendukung pemerintah, tetapi masih mengkritik pedas kayak cabe rawit," katanya.

Netizen yang lain mendesak Ruhut untuk menyebut siapa sebenarnya yang sedang disindir. "Orang gilanya yang mana nih bang? Yang dapat bintang jasa apa yang ngarep karena merasa berjasa," katanya.

Lain pula netizen berikutnya yang mengatakan seandainya jadi ketua umum partai tempat bernaung tokoh itu, pasti akan langsung memecatnya.

Tetapi tak semua netizen senada dengan Ruhut. Ada pula yang balik menyindir Ruhut. "Hahahahaha ngomongin diri sendiri ya bang," katanya. Ditambahkan netizen yang lain: "Ya kayak kau bang hahahaha."

Baca Juga: Jokowi Dikritik, Ruhut Sitompul: Namanya Harum di Dalam dan Luar Negeri

Ruhut dikritik

Sikap sejumlah tokoh, seperti Ruhut dan Denny Siregar, yang sering tampil menjadi pembela Presiden Joko Widodo dari kritikan publik menjadi pertanyaan bagi peneliti Political dan Public Policy Studies Jerry Massie.

"Denny Siregar membela Jokowi apa dia ini bertindak sebagai staf khusus Jokowi atau apa? Saya tak mengerti. Begitu pula Ruhut Sitompul paling orang bakal kurang percaya," kata Jerry kepada Suara.com.

Menurut analisa Jerry, publik kurang begitu mempercayai sikap Ruhut ketika membela Jokowi karena didasarkan pada pengalaman masa lalu.

"Waktu lalu dia membela mati-matian SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) kini Jokowi," kata Jerry seraya menyampaikan prediksi terhadap sikap Ruhut pada masa pemilu 2024 nanti, "paling 2024 saya prediksi beliau membela antara Anies Baswedan, Ridwan Kamil, Gatot atau Ganjar Pranowo."

Menurut Jerry dalam berpolitik mesti tetap punya prinsip dan komitmen serta ketetapan hati dan dia berkata kepada Ruhut, "saran saya buat Bang Ruhut tak usah pindah-pindah partai atau mualaf politik, politik dua kaki tetapkan hati dan langkah di PDIP saya mendukung."

Sikap Denny, terutama di media sosial, juga membikin Jerry penasaran dan bertanya-tanya apakah Denny merupakan menjadi bagian dari tim komunikasi pemerintah atau bukan.

"Bung Denny yang terhormat saya binggung apa dia bagian influencer atau apanya Jokowi. Sok membela kritikan publik. Tak pantaslah. Kecuali beliau kepala KSP, jubir Presiden atau menterinya Jokowi itu wajar membela mati-matian."

"Anehnya setiap publik mencibir kinerja Jokowi maka munculah beliau sebagai pahlawan baik di medsos, bahkan media-media," kata alumnus American Global University.

Menurut Jerry sikap seperti itu seandainya ditunjukkan pada masa pemilu 2019 tak menjadi malasah.

"Tapi ini pilpres sudah usai. Selanjutnya bicara tahu menempatkan dirilah kalau kritikan yang baik tak perlu sewot. Kan publik bukan orang bodoh yang bisa dikibulin. Dalam hal ini nurani yang bekerja bukan mulut. Tak usah memainkan imaging political atau politik pencitraan masyarakarat sudah tak butuh. Coba sekali-kali kritik kalau kinerja bawahannya buruk," kata Jerry.

Jerry menegaskan wajar di negara demokrasi apa yang tak menjadi harapan publik dikritik. Dia menyontohkan pengesahan UU Omnibus Law Cipta Kerja yang ditolak berbagai elemen masyarakat.

"Banyak buruh yang merasa dirugikan, jadi wajar mereka menolak undang-undang ini, terus kita mencoba membela kebijakan ini. Kalau hal yang baik silakan dibela mati-matian begitu juga sebaliknya," kata Jerry.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI