“Pada waktu SBY juga sama, bahkan pada waktu SBY, dia sudah tanda tangan bahkan. Rizal Ramli Menko, diganjal sama JK, habis itu SBY pertahankan jadi menteri keuangan, dia enggak setuju lagi. Akhirnya dia minta Rizal Ramli jadi menteri BUMN. Dia enggak setuju lagi.”
“Last minutes saya ditunjuk jadi menteri perindustrian di kabinet pertama SBY. Saya nolak, itu bukan keunggulan kita,” katanya.
Hal yang sama terjadi waktu era Jokowi. JK terang-terangan selalu menentang kehadiran Rizal Ramli di kabinet.
“Waktu di Jokowi, dia minta saya jadi Menko Perekonomian, Pak JK enggak setuju.”
Sampai pada suatu hari, setahun kemudian, Rizal Ramli mengaku dipanggil presiden ke Istana Bogor. Ketika itu, Jokowi sampai bilang di Istana tak ada kopi, makanan, lantaran sudah menyuruh banyak pesuruh untuk keluar, agar kedatangan Rizal tak bocor.
Waktu itu dia bilang agar Rizal mau membantunya sebagai Menko Maritim. Ketika itu, Rizal menolak, dan bilang terima kasih.
“Itu bukan bidang keunggulan saya. Saya ada daftar nama nih buat ini. Enggak-enggak, saya maunya Mas Rizal, karena Mas Rizal orangnya berani, yang kedua, ngerti masalah. Kalau cuma modal berani saja, ya preman. Kalau ngerti masalah tak ada keberanian, enggak ada perubahan. Jadi saya mau Mas Rizal.”
Berkali-kali Rizal menolaknya. Dia bilang kepada Jokowi, silakan menghubunginya kembali jika ada masalah apapun, dia akan siap membantunya.
Akhirnya Jokowi dengan gaya khas Jawa menunjukkan kerendahan hatinya pada Rizal.
Baca Juga: Analis: Ternyata Orang Arab Sangat Menghormati Jokowi
“Mas Rizal, yang minta tolong sebenarnya bukan saya, tapi yang minta tolong rakyat Indonesia yang kepengin hidupnya lebih baik. Mendengar itu saya lemes. Akhirnya saya bilang saya ambil hikmahnya, tapi dengan satu permintaan, enggak lapor-lapor ke Pak JK. Dan dikabulkan.”