Trump Sebut Biden Tak Efektif, Biden Sebut Trump Presiden Paling Rasis

Sabtu, 24 Oktober 2020 | 11:11 WIB
Trump Sebut Biden Tak Efektif, Biden Sebut Trump Presiden Paling Rasis
DW
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Masalah pandemi, diskriminasi rasial, dan perawatan kesehatan menjadi pusat perhatian dalam debat pamungkas antara Donald Trump dan Joe Biden.

Trump janjikan kesuksesan, sedangkan Biden janjikan kemuliaan dan kehormatan.

Presiden AS Donald Trump dan rivalnya dalam pilpres AS, Joe Biden, memperdebatkan sejumlah masalah kebijakan dalam debat pamungkas calon presiden untuk pilpres AS pada Kamis (22/10) malam waktu setempat atau Jumat (23/10) pagi waktu Indonesia.

Trump menyebut Biden sebagai politisi karier yang tidak efektif, sementara Biden menyebut Trump sebagai "presiden paling rasis dalam sejarah modern."

Debat yang diselenggarakan di negara bagian selatan Tennessee dianggap lebih teratur dibandingkan dengan debat pertama Trump dan Biden, yang disebut sebagai "tabrakan kereta."

Kini, setiap kandidat diberi waktu untuk menjelaskan poin-poin kebijakan dengan interupsi terbatas; mikrofon lawan dimatikan untuk memberikan kesempatan kepada kandidat yang dapat giliran bicara, memberikan pernyataan pembukaan yang lebh panjang di setiap topik.

Debat dibuka dengan masing-masing kandidat mengajukan pertanyaan tentang pandemi corona, sebelum beralih ke topik keamanan nasional, campur tangan pemilu, Korea Utara, perawatan kesehatan, stimulus ekonomi, imigrasi, rasisme, iklim dan lingkungan, dan diakhiri dengan pernyataan penutup tentang kepemimpinan.

AS 'bersungguh-sungguh' pada COVID-19

Dalam pernyataan pembukaan Trump tentang pandemi corona, ia berpendapat bahwa AS "bersungguh-sungguh" dan bahwa vaksin akan "dikirimkan dalam beberapa minggu." Trump juga menyebutkan kesembuhannya dari COVID-19, berpendapat bahwa dia sekarang "kebal."

Baca Juga: Debat Capres AS: Joe Biden Sebut Donald Trump seperti Abraham Lincoln

Biden menuduh Trump tidak melakukan apa pun untuk melawan pandemi, dan secara keliru mengklaim bahwa pandemi akan segera berakhir.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI