25 Tewas, Badan Forensik Korsel Tak Temukan Hubungannya dengan Vaksin

Sabtu, 24 Oktober 2020 | 09:32 WIB
25 Tewas, Badan Forensik Korsel Tak Temukan Hubungannya dengan Vaksin
Ilustrasi vaksin flu. (Sumber: Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan forensik Korea Selatan tidak menemukan hubungan antara kasus kematian seorang anak laki-laki berusia 17 tahun setelah disuntik vaksin flu dengan vaksin tersebut.

Menyadur Channel News Asia, Badan Forensik Nasional telah melakukan otopsi pada beberapa orang yang meninggal sebagai bagian dari penyelidikan pemerintah, dan menetapkan bahwa kematian bocah 17 tahun itu tidak ada hubungannya dengan vaksin flu.

Remaja tersebut merupakan salah satu diantara 25 kasus kematian setelah mendapatkan vaksin flu. Kantor berita Yonhap melaporkan pada Jumat (23/10) ada tujuh kematian baru dalam semalam.

Otoritas kesehatan menolak untuk menangguhkan program tersebut pada hari Kamis, dengan alasan kurangnya bukti yang menunjukkan hubungan langsung antara kematian dan vaksin.

Baca Juga: Catat 13 Kematian, Korea Selatan Tetap Lanjutkan Program Vaksin Flu

Perdana Menteri Chung Sye-kyun menyampaikan belasungkawa kepada keluarga almarhum, menyerukan penyelidikan menyeluruh untuk memverifikasi penyebab pasti kematian.

"Sejauh ini para ahli mengatakan kemungkinan kecil bahwa suntikan dan kematian terkait tetapi banyak warga merasa cemas," kata perdana menteri dalam pertemuan.

Setidaknya 22 dari 25 kasus yang dikonfirmasi termasuk anak laki-laki itu menerima vaksin flu gratis yang telah diberikan pemerintah untuk sekitar 19 juta remaja dan warga lanjut usia, kata KDCA.

Badan tersebut belum memberikan rincian tentang tujuh kasus baru yang dilaporkan.

Vaksin flu tersebut disediakan oleh perusahaan domestik seperti GC Pharma, SK Bioscience, Korea Vaccine dan Boryung Biopharma, sebuah unit dari Boryung Pharm, bersama dengan Sanofi Prancis.

Baca Juga: Jumlah Korban Meninggal Usai Vaksin Flu di Korea Selatan Naik Jadi 13 Orang

Sepuluh orang menerima produk dari SK Bioscience, masing-masing lima dari Boryung dan GC Pharma, empat dari Sanofi dan satu dari Korea Vaccine.

Direktur KDCA Jeong Eun-kyeong mengatakan pada hari Kamis bahwa vaksin tersebut akan terus dipasok, namun pemerintah mungkin mempertimbangkan untuk menangguhkan beberapa produk yang memiliki nomor identifikasi yang cocok dengan batch yang diproduksi di pabrik yang sama pada hari yang sama jika korban semakin banyak.

Belum jelas apakah ada vaksin yang dibuat di Korea Selatan yang diekspor, atau apakah yang dipasok oleh Sanofi juga digunakan di tempat lain.

Keempat perusahaan tersebut menolak untuk memberikan komentar terkait kasus kematian yang terjadi, termasuk Sanofi.

Tahun ini, Korea Selatan memesan 20 persen lebih banyak vaksin flu untuk menangkal apa yang disebutnya "twindemic" flu yang bersamaan dan wabah Covid-19.

Sejauh ini 8,3 juta orang telah diinokulasi sejak program dimulai pada 13 Oktober, dengan sekitar 350 kasus reaksi merugikan dilaporkan, kata KDCA.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI