Tim Ahli FKM UI: Kebijakan PSBB Bukan Penyebab Ekonomi Indonesia Lumpuh

Dwi Bowo Raharjo | Stephanus Aranditio
Tim Ahli FKM UI: Kebijakan PSBB Bukan Penyebab Ekonomi Indonesia Lumpuh
Seorang anak melintas di depan mural bertemakan COVID-19 di kawasan Jatinegara, Jakarta, Jumat (11/9/2020). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

PSBB hanyalah solusi jangka pendek untuk menekan angka penyebaran covid-19.

Suara.com - Tim Pemodelan Covid-19 dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia menyatakan bahwa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) bukanlah penyebab merosotnya ekonomi di suatu daerah.

Anggota Tim Pemodelan Covid-19 FKM UI, Pandu Riono, menjelaskan merosotnya ekonomi merupakan dampak dari pandemi covid-19 yang tak terkendali meski sudah tujuh bulan lebih menjangkiti Indonesia, bukan karena kebijakan PSBB.

Pada saat pandemi tak kunjung terkendali maka masyarakat memilih untuk menahan diri untuk belanja, sehingga roda ekonomi tidak berputar, PSBB menurutnya masih membuka ruang kepentingan ekonomi untuk bergerak.

"Disangkanya PSBB yang melumpuhkan ekonomi padahal bukan, yang melumpuhkan ekonomi adalah pandeminya yang belum terkendali maka pemulihan ekonominya akan lancar, karena sebagaian penduduk yang kelas menengah itu masih belum mau spending uang yang mereka miliki, jadi ekonomi belum bergerak," kata Pandu dalam Webinar Pembahasan Proyeksi Kasus Covid-19 & Evaluasi PSBB secara virtual, Jumat (23/10/2020).

Baca Juga: Data Ekonomi China Dorong Rupiah Berotot di Perdagangan Senin Pagi

Menurut Pandu, PSBB hanyalah solusi jangka pendek untuk menekan angka penyebaran covid-19 sekaligus memberikan waktu untuk petugas kesehatan melakukan 3T yakni testing, tracing, dan treatment.

"Vaksin itu solusi jangka panjang karena penyakit ini tidak bisa diselesaikan dengan vaksin, yang penting bukan mengakhiri, tapi mengendalikan, jadi ada dirjen pengendalian agar tidak menjadi problem seperti penyakit lainnya," tegasnya.

Untuk diketahui, saat ini hanya dua provinsi dan lima kabupaten/kota di Indonesia yang menerapkan status Pembatasan Sosial Berskala Besar.

Sementara pasien positif Covid-19 terus bertambah hingga 381.910 orang dengan rata-rata penambahan kasus harian saat ini 4.000 orang per hari. Jumlah pasien yang sembuh sudah mencapai 305.100 orang, dan 13.077 jiwa meninggal dunia.

Baca Juga: Kolaborasi Riset Indonesia-Australia, Wujudkan Swakelola Limbah dan Ekonomi Sirkular di Citarum