Suara.com - Seorang astronot Amerika Serikat dan dua kosmonot Rusia mendarat dengan selamat di padang rumput Kazakhstan pada Kamis (22/10), setelah menyelesaikan misi selama 196 hari.
Sebuah rekaman yang disiarkan oleh badan antariksa Rusia, Roscosmos menunjukkan astronot NASA Chris Cassidy, kosmonot Rusia Anatoly Ivanishin, dan Ivan Vagner berhasil mendarat sekitar 150 kilometer sebelah tenggara kota Zhezkazgan, Kazakhstan.
Pendaratan terjadi pada Kamis (22/10) pukul 02.54 GMT, setelah menjalankan misi 196 hari di Stasiun Luar Angkasa Internasional.
Rekaman dari lokasi pendaratan menunjukkan Cassidy yang duduk di kursinya menyapa salah satu anggota kru di lokasi pemulihan dengan sikunya.
Baca Juga: Bersiap Pulang ke Bumi, Astronot Latihan Pakai Masker Wajah di Luar Angkasa
Ia juga memberi hormat kepada kru yang lain setelah mereka keluar dari pesawat ruang angkasa Soyuz MS-16. Selanjutnya mereka dibawa ke tenda medis sebelum menuju Moskow dan Houston, Amerika Serikat.
"Bagaimana kabarnya?" tanya Cassidy dalam bahasa Rusia sambil tersenyum. Mereka tidak melayani wawancara dari para wartawan dan tidak disambut oleh kerabat dan teman-teman, karena situasi pandemi.
Biasanya hal itu menjadi tradisi. Cassidy, Ivanishin, dan Vagner juga telah melakukan karantina pra-penerbangan secara intensif.
'Mama, saya pulang' Sebelum kembali dari misi ketiganya di luar angkasa, mantan Angkatan Laut AS SEAL, Cassidy (50) melalui akun Twitter-nya mengunggah gambar sampel darah.
"Berapa harga perjalanan kembali ke bumi? .... 8 tabung darah !! 7 yang ditunjukkan dalam gambar ini diambil di pagi hari untuk ditempatkan di dalam freezer kami, dan yang ke-8 akan diambil untuk pemrosesan, segera setelah mendarat," tulis penggemar teka-teki sudoku itu.
Baca Juga: Pecahkan Rekor, Perjalanan Astronot ke Stasiun Luar Angkasa Hanya 3 Jam
Sementara Vagner (35) pada Rabu (21/10) mencuitkan "Mama, saya pulang." Misi mereka juga hampir bersamaan dengan kedatangan astronot yang lepas landas di bulan Mei dari daratan AS.
Robert Behnken dan Doug Hurley melakukan perjalanan ke stasiun luar angkasa di bulan Mei dan kembali lagi ke Bumi di bulan Agustus dengan pesawat SpaceX.
Misi yang dilakukan oleh perusahaan SpaceX milik miliarder Elon Musk ini merupakan bagian dari Program Kru Komersial NASA, yang telah mendorong pembicaraan tentang "perlombaan luar angkasa" baru antara sejumlah negara.
Namun Roscosmos Rusia, yang menikmati monopoli perjalanan ke dan dari luar angkasa sejak 2011 tetap menjadi yang tercepat.
Antara Moskow dan Washington ISS menjadi contoh kerja sama yang langka antara Moskow dan Washington, meski anggota kru baru-baru ini melaporkan masalah sistem produksi oksigen, toilet, dan oven untuk menyiapkan makanan.
Tetapi Roscosmos mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa (20/10) bahwa masalah telah "diselesaikan sepenuhnya oleh kru."
"Semua sistem stasiun bekerja dengan baik dan tidak ada bahaya bagi awak atau ISS," tambahnya. ha/pkp (AFP)