Fadli Zon: Vaksin Merah Putih Vs Vaksin Palu Arit, Saya Pilih Merah Putih

Siswanto Suara.Com
Jum'at, 23 Oktober 2020 | 06:53 WIB
Fadli Zon: Vaksin Merah Putih Vs Vaksin Palu Arit, Saya Pilih Merah Putih
Sampel darah yang terindikasi positif virus corona. (ANTARA/Shutterstock/am.)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Negara-negara di dunia sedang berlomba-lomba mengembangkan vaksin Covid-19. Cina dan Indonesia merupakan bagiand ari negara yang ikut mengembangkannya. Indonesia mengembangkan vaksin Merah Putih melalui Lembaga Biomolekuler Eijkman.

Jika semua fase uji klinis sudah berhasil dilewati, maka vaksinasi massal di seluruh dunia, segera dimulai.

Sambil menunggu semua uji coba rampung, negara-negara di dunia sekarang juga sedang melakukan berbagai upaya untuk melakukan pembelian vaksin untuk memastikan ketersediaan vaksin dalam negeri mereka, termasuk Indonesia.

Di tengah berbagai persiapan itu, anggota Komisi I DPR dari Fraksi Gerindra Fadli Zon mengingatkan agar Indonesia jangan buru-buru mengimpor vaksin, apalagi yang belum melewati seluruh tahapan uji coba.

Fadli Zon mendukung pengembangan vaksin dalam negeri dan dia akan memilihnya ketimbang yang impor dari Cina.

"Vaksin Merah Putih vs Vaksin Palu Arit. Saya sih pilih vaksin Merah Putih. Jangan ada yang tergesa-gesa impor vaksin dan menjadikan rakyat sebagai bebek percobaan," katanya melalui media sosial.

Fadli Zon perlu mewanti-wanti sejak dini karena vaksin merupakan ladang bisnis yang besar.

"Vaksin memang bisnis besar. Jangan sampai rakyat kita jadi kelinci percobaan vaksin yang belum jelas status dan keampuhannya. Lebih baik hati-hati untuk menimbang vaksin yang cocok bagi rakyat Indonesia," kata Fadli Zon.

Pandangan kritis juga disampaikan oleh akademisi Universitas Indonesia Ronnie Higuchi Rusli. 

Baca Juga: Vaksin Covid-19 Memang Bisnis Besar, Fadli Zon Ingatkan Hati-hati

"Catat, vaksin itu bisnis besar para taipan yang gelontorin duitnya untuk impor, bukan uang dari anggaran Kemenkes untuk impor vaksin. Karena Kemenkes bukan importir obat/vaksin. Jadi para importir itulah yang pakai tangan pemerintah untuk wajib vaksinasi. Kalau mau, lihat Singapore dan Brunei," kata Ronnie di media sosial.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI