Suara.com - Tin Zuraida disebut turut mencicipi uang suap yang diterima suaminya, eks Sekretaris Mahkamah Agung (MA), Nurhadi sebesar Rp 45,7 miliar dalam kasus suap sejumlah perkara di Mahkamah Agung, 2011-2016.
Hal itu disampaikan Jaksa Penuntut Umum (JPU) KPK saat membacakan dakwaan terhadap Nurhadi dan menantunya Rezky Herbiyono di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), Jakarta Pusat, Kamis (22/10/2020).
Tin menerima sebagian uang suap itu yang masuk ke rekeningnya tersebut senilai Rp 75 juta dan Rp 55 juta.
"Ditransfer ke rekening BCA nomor 04641431618 atas nama Tin Zuraida (istri Terdakwa I) sejumlah Rp 75 juta dan ke rekening BCA nomor 5005929960 atas nama Tin Zuraida sejumlah Rp55 juta," kata Jaksa KPK Wawan Yunarwanto.
Baca Juga: JPU Ungkap Uang Suap Nurhadi, Ditransfer ke Istri hingga Beli Tas Rp 3,2 M
Dalam sidang perdana, Nurhadi juga disebut menggunakan uang suap untuk bepergian ke luar negeri dengan menghabiskan dana total mencapai Rp 598 juta.
Tak hanya itu, uang suap tersebut juga dipakai Nurhadi untuk merenovasi rumahnya di Patal Senayan Nomor 3B, Jakarta Selatan, mencapai Rp 2.665.000.000,00.
Lalu, Nurhadi juga membelikan jam tangan dalam kurun waktu pada 10 Juli 2015 sampai 19 Januari 2016 mencapai Rp 1,4 miliar.
Dalam dakwaan, Nurhadi dan Rezky menerima suap sebesar Rp 45,7 miliar dari Direktur Utama PT Multicon Indrajaya Terminal (PT MIT), Hiendra Soenjoto yang kini masih jadi buronan KPK.
Uang suap diterima Nurhadi itu untuk membantu memuluskan perkara antara PT Multicon Indrajaya Terminal (PT MIT) melawan PT Kawasan Berikat Nusantara (PT KBN).
Baca Juga: Jaksa Ungkap Deretan Transfer Korupsi Nurhadi Tembus Rp 37 Miliar
Adapun gugatan terkait perjanjian sewa menyewa depo container milik PT. KBN seluas 57.330 m2 dan seluas 26.800 m2 yang tertetak di wilayah KBN Marunda kavling 03-43 Kelurahan Marunda Kecamatan Cilincing Jakarta Utara.
"Terdakwa telah melakukan atau turut serta melakukan beberapa perbuatan yang harus dipandang sebagai satu perbuatan berlanjut, menerima hadiah atau janji yaitu menerima uang sejumlah Rp45.726.955.000.00 dari Hiendra Soenjoto selaku Direktur Utama PT Multicon lndrajaya Terminal (PT MIT)," kata Jaksa Wawan Yunarwanto.
Dalam kasus ini, Nurhadi dan Riezky didakwa melanggar Pasal 12 huruf a atau Pasal 11 juncto Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah UU Nomor 20 Tahun 2001 juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP juncto Pasal 65 ayat (1) KUHP.