Gaya Politik Makan di Warteg, Masuk Got, Naik Becak Nggak Laku Lagi di 2024

Siswanto Suara.Com
Kamis, 22 Oktober 2020 | 06:08 WIB
Gaya Politik Makan di Warteg, Masuk Got, Naik Becak Nggak Laku Lagi di 2024
Ilustrasi pemilu (Unsplash/5Element)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tahun 2024, gaya politik pencitraan diprediksi bakal tak laku. Lantaran sampai kini ada traumatik dari masyarakat yang terlena, terpesona dan terpikat dengan gaya ini. Tapi buntutnya, justru kecewa yang dialami.

Selama ini, selain politik identitas dan politik dinasti, politik uang yang merajalela juga politik pencitraan sangat menonjol. Ada lagi model politik pencitraan contohnya makan nasi aking, masuk gorong-gorong, naik becak, makan di warteg sampai foto selfie bareng.

"Tapi, saya nilai barangkali saat ini pemilih lebih rasional. Saya prediksi ini tak akan laris lagi pada pilpres 2024," kata peneliti Political dan Public Policy Studies Jerry Massie kepada Suara.com, Kamis (22/10/2020).

Politik gaya merakyat semacam itu menurut Jerry pada dasarnya bukan tipikal cinta dan peduli rakyat kecil.

Dengan pengalaman-pengalaman merasakan pemilu yang lalu, kata Jerry, publik sudah sangat paham. "Kekuasaan menjadi nomor satu ketimbang kepedulian terhadap rakyat," katanya.

Jerry mengatakan antara political branding dan political imaging (politik pencitraan) korelasinya sangat erat.

Menurut analisis Jerry, pemilih di masa mendatang akan melihat action and contribution atau tindakan dan kontribusi dari para calon, bukan hanya pencitraan semata.

"Jadi gaya pura-pura merakyat, tapi pada dasarnya tak cinta rakyat. Contoh UU Omnibus Law Ciptaker, dimana para legislator yang terhormat cuek akan vox populi (suara rakyat). Oknum-oknum anggota DPR, bahkan capres hanya mau suara rakyat, tapi sudah duduk politik lupa diri muncul. Pemasungan hak rakyat banyak terjadi," kata Jerry.

Pemilih sudah bisa membedakan mana pemimpin yang benar-benar cinta rakyat atau hanya mau suara mereka.

Baca Juga: Tengku Kecewa Berat: Pemilu 2024 Singkirkan

"Media audio visual menjadi sasaran para calon jadi settingan. Pas lagi makan di warteg dan diambil gambar dan ditayangkan di televisi. Tapi black campaign and money politics masih tetap merajalela," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI