Polusi Udara Membunuh Setengah Juta Bayi di Seluruh Dunia dalam Setahun

Rabu, 21 Oktober 2020 | 20:50 WIB
Polusi Udara Membunuh Setengah Juta Bayi di Seluruh Dunia dalam Setahun
Ilustrasi polusi udara. (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sekitar setengah juta bayi dan 6,67 juta orang dilaporkan meninggal akibat polusi udara sekaligus menjadikannya faktor keempat yang menyebabkan kematian dini.

"Polusi udara adalah faktor risiko lingkungan utama untuk kematian dini, dengan total dampaknya melebihi tekanan darah tinggi (10,8 juta), penggunaan tembakau (8,71 juta), dan risiko makanan (7,94 juta)," jelas State of Global Air 2020, disadur dari Anadolu Agency, Rabu (21/10/2020).

"[Karena pembatasan Covid-19 yang belum pernah terjadi sebelumnya], data pemantauan kualitas udara berbasis satelit dan darat telah menunjukkan penurunan substansial dalam konsentrasi polutan seperti nitrogen dioksida (NO2) dan, dalam beberapa kasus, pengurangan sederhana untuk polutan lain seperti PM2. 5," jelas laporan tersebut.

Laporan tersebut juga menambahkan bahwa perubahan positif terhadap udara bersih ini hanya bersifat sementara, karena dengan pencabutan pembatasan, emisi kembali meningkat dengan cepat.

Di seluruh dunia, pandemi Covid-19 telah merenggut lebih dari 1,12 juta jiwa di 189 negara dan wilayah sejak Desember lalu.

Cerobong asap dan aktivitas pabrik. Sebagai ilustrasi [Shutterstock].
Cerobong asap dan aktivitas pabrik. Sebagai ilustrasi [Shutterstock].

Lebih dari 40,83 juta kasus Covid-19 telah dilaporkan di seluruh dunia, sekitar 28 juta dilaporkan sembuh, menurut data dari Universitas Johns Hopkins Amerika Serikat.

Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa polusi udara juga menyebabkan 500.000 kematian pada bayi berusia muda di seluruh dunia tahun lalu.

"Kami tidak sepenuhnya memahami mekanisme apa pada tahap ini, tetapi ada sesuatu yang terjadi yang menyebabkan penurunan pertumbuhan bayi dan akhirnya meninggal. Ada hubungan epidemiologis, yang ditampilkan di berbagai negara dalam berbagai penelitian." jelas Katherine Walker, ilmuwan utama di Health Effects Institute, yang menerbitkan laporan tersebut

Bayi yang lahir dengan berat badan lahir rendah lebih rentan terhadap infeksi pneumonia. Paru-paru bayi prematur juga belum bisa berkembang sempurna.

Baca Juga: Klaim Kebal Covid-19, Donald Trump Dapat Julukan 'Superman' dari Pendukung

"Mereka dilahirkan di lingkungan dengan polusi tinggi, dan lebih rentan dibandingkan anak-anak yang menjalani masa kehamilan normal," kata Dan Greenbaum, presiden Health Effects Institute di Amerika Serikat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI