Suara.com - Lembaga survei Indikator Politik Indonesia mencoba mencari tahu kepuasan masyarakat terhadap kinerja Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin dalam masa satu tahun kepemimpinannya. Hasilnya, semakin rendah tingkat pendidikan responden, maka semakin tinggi pula tingkat kepuasannya.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan kepuasan terhadap kinerja pemerintah Jokowi - Ma'ruf Amin pada September 2020 mencapai 66 persen. Angka itu memperlihatkan peningkatan ketimbang pada hasil survei yang ditemukan pada Mei 2020.
"Di bulan Mei yang puas atau cukup puas itu hanya sedikit di atas 50 persen," kata Burhanuddin dalam keterangan tertulisnya, Rabu (21/10/2020).
Sementara untuk responden yang menjawab kurang puas berkisar 26,4 persen dan tidak puas sebanyak 2,4 persen.
Baca Juga: Jokowi Sudah 2 Periode, Seabrek Pelanggaran HAM Tetap Tak Pernah Tuntas
Burhanuddin menilai tingkat kepuasan responden tersebut bisa naik lantaran adanya bantuan sosial (bansos) yang diberikan pemerintah saat pandemi virus Corona (Covid-19). Selain itu, aspek kelas masyarakat juga mempengaruhi kepada tingkat kepuasaan masyarakat.
"Aspek kelas, semakin rendah tingkat pendidikan dan pendapat, cenderung lebih puas dibanding mereka yang pendapatan atau pendidikannya tinggi terhadap kinerja pemerintah pusat," tuturnya.
Lebih lanjut, Burhanuddin juga melihat aspek partisan mempengaruhi tingkat kepuasan terhadap pemerintahan Jokowi - Ma'ruf. Pasalnya, ia menemukan responden yang memilih Jokowi - Ma'ruf pada Pemilihan Presiden 2019 lalu cenderung akan menjawab puas.
"Sebaliknya ketika seseorang memilih Prabowo-Sandiaga pada 2019 lalu, meskipun Prabowo sudah masuk pemerintah, maka responden cenderung menjawab tidak puas," tuturnya.
Sebagai informasi, survei Indikator itu dilakukan pada 24-30 September 2020 dengan melibatkan 1.200 responden. Pengambilan survei dilakukan dengan metode simple random sampling. Selain itu, margin of error survei tersebut sebesar 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan mencapai 95 persen.
Baca Juga: Wapres yang Terlupakan? Ma'ruf Amin: Lupa Itu Manusiawi