Andi Arief: Pak Jokowi, Rakyat Sudah Bergerak, Tanggapi Bukan Tangkapi

Selasa, 20 Oktober 2020 | 17:30 WIB
Andi Arief: Pak Jokowi, Rakyat Sudah Bergerak, Tanggapi Bukan Tangkapi
Tangkapan layar Presiden Jokowi Konpers UU Cipta Kerja di Istana Negara via YouTube. [Sekretariat Presiden/YouTube]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Politikus Partai Demokrat Andi Arief meminta Presiden Joko Widodo menanggapi seruan rakyat yang telah turun ke jalan menuntut keadilan, bukan justru menangkapi demonstran.

Hal itu disampaikan oleh Andi Arief melalui akun Twitter miliknya @andiarief_.

Ia meminta Jokowi segera menanggapi tuntutan dari rakyat.

"Pak Jokowi, rakyat sudah bergerak. Mohon tanggapi, bukan tangkapi," kata Andi Arief seperti dikutip Suara.com, Selasa (20/10/2020).

Baca Juga: Meski Sedang Didemo, Jokowi Tetap Terima PM Jepang di Istana Bogor

Dalam cuitan terpisah, Andi Arief juga mengomentari salah satu pemberitaan media arus utama yang melaporkan adanya warga memberikan makanan untuk para mahasiswa yang menggelar aksi demo.

Menurut Andi, hal itu menjadi bukti bahwa rakyat mendukung aksi unjuk rasa yang sedang diperjuangkan oleh para mahasiswa.

"Ini realita, rakyat sudah kongkret mendukung," tutur Andi.

Andi Arief minta Jokowi tanggapi rakyat, bukan tangkapi (Twitter/andiarief_)
Andi Arief minta Jokowi tanggapi rakyat, bukan tangkapi (Twitter/andiarief_)

Tolak UU Omnibus Law Cipta Kerja

Sejak UU Omnibus Law Cipta Kerja disahkan pada Senin (5/10/2020), aksi penolakan dari berbagai pihak terus bergulir.

Baca Juga: Jokowi: Indonesia Aman untuk Piala Dunia U-20

Masyarakat dari berbagai kalangan mulai dari buruh, mahasiswa, hingga pelajar turun ke jalan menuntut keadilan. Mereka melakukan aksi demo tolak UU Omnibus Law Cipta Kerja.

Meski demikian, sejak aksi demo terus berlangsung menuntut keadilan, para pendemo justru ditangkapi.

Jajaran Polda Metro Jaya menangkap sebanyak 1.192 demonstran yang mengikuti aksi demo tolak UU Omnibuslaw Cipta Kerja di Jakarta pada 6 hingga 8 Oktober.

Dari ribuan demonstran yang ditangkap, sekitar 50 persen demonstran itu merupakan pelajar STM.

Sisanya merupakan buruh dan mahasiswa yang mengikuti aksi. Mereka berasal dari Purwakarta, Karawang, Bogor dan Banten.

Kepolisian menyebut para demonstran tersebut masuk sebagai golongan anarko yang hendak berniat membuat kericuhan.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan, ada aktor dibalik aksi demo tersebut. Aktor tersebut membiayai perjalanan hingga memberikan makan untuk para demonstran di Jakarta.

"Ada undangan untuk datang (demo), disiapkan tiket kereta api, disiapkan truk, bus kemudian nantinya ada uang makan untuk mereka semua," tutur Yusri.

Saat ini, pihak kepolisian sedang melakukan penyelidikan untuk mengungkap tokoh di balik aksi demonstrasi tersebut.

"Sementara kami lakukan penyelidikan oleh Krimum Polda Metro Jaya untuk mengetahui pelakunya," ungkapnya.

Hingga Senin (20/10/2020), aksi unjuk rasa tolak UU Omnibus Law Cipta Kerja masih terus dilakukan.

Masyarakat menuntut pemerintahan di bawah kepemimpinan Jokowi membatalkan UU yang dinilai merugikan rakyat tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI